Kamis, 25 November 2010

OBSERVASI PRODUKSI BARANG


OBSERVASI PRODUKSI TAHU 
Disusun oleh :
Ø      Fatmasari (22210635)
Ø      Kesya Stephani (23210874)
Ø      Lian Ismaya (24210012)
Ø      Metha Ardiah (24210370)
Ø      Siti Raudah (29210339)
Kelas : 1EB20



Daftar Isi :
Kata Pengantar
Bab 1
1.1              Pendahuluan
1.2              Tujuan
Bab 2 Analisis
2.1       Tahap-tahap proses pembuatan tahu
2.2       Ciri-ciri yang tidak layak di konsumsi
2.3       Tips agar tahu tahan lama
2.4       Ciri-ciri tahu yang berpengawet
Bab 3 Penutup
3.1       Kesimpulan
3.2       Saran


Kata Pengantar
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT . Atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan yang berisi hasil pengamatan kami terhadap sebuah pabrik tahu.
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas kami yang berkaitan dengan matakuliah Pengantar Bisnis I. Dan kami juga bermaksud menyediakan informasi kepada pembaca mengenai proses pembuatan tahu. Kami melakukan observasi proses produksi pembuatan barang, yaitu pabrik tahu. Kami langsung ke pabrik tahu tersebut dan melakukan wawancara bagaimana proses pembuatan tahu oleh salah satu orang pekerja disana..
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan kami. Sekian dari kami, semoga laporan dari kami bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


Bekasi, 22 November 2010


Bab 1
1.1  Pendahuluan

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, dengan rahmat-Nya dapat menyelesaikan laporan Observasi Produksi pada Industri Tahu.
Laporan ini kami tulis untuk memberikan informasi terhadap pembaca. Kami mohon maaf apabila informasi yang ada dalam laporan kami ini tidak lengkap.
Sekian dari kami dan terima kasih atas perhatiannya.


1.2  Tujuan

Laporan ini kami tulis dengan maksud menyediakan informasi kepada pembaca mengenai proses pembuatan tahu.
Kami berusaha menyajikan lengkap bagi pembaca, dari awal hingga tahu tersebut siap dipasarkan dan berserta tips-tips agar pembaca dapat memilih tahu dengan kualitas bagus.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam metode penyampaian ataupun penulisan. Semoga laporan kami bermanfaat  bagi pembaca sekalian. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


Bab 2 Analisis
2.1 Tahap- tahap pembuatan tahu  :
Ø      Kedelai dicuci bersih kemudian direndam sekitar 5-6 jam.

Ø      Setelah perendaman di lakukan, kemudian dilakukan beberapa kali pencucian kacang yang sudah di rendam tadi.

Ø      Kemudian kedelai digiling menggunakan mesin penggilingan kedelai hingga halus.

Ø      Setelah itu masukkan kedelai ke dalam tungku untuk selanjutnya direbus hingga matang. Sampai busanya hilang dan calon bakal tahunya mendidih.

Ø      Proses selanjutnya kedelai disaring mnggunakan kain bersih tujuannya agar air dan patinya (sari kedelainya ) terpisah.

Ø      Proses terakhir tuangkan pati (sari) kedelai itu kedalam cetakan tahu dandi tutup menggunakan saringan dan cetakan bambu dan di tutup lagi dengan balok kayu agar calon tahu menjadi padat.


Ø      Hasil tahu yang telah dicetak, setelah tahu menjadi padat lalu kemudian dipotong-potong sesuai ukuran.

2.2 Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tahu ini tidak menggunakan bahan pengawet. Tahu tanpa pengawet ini mampu bertahan sekitar dua hari. Ciri-ciri tahu yang sudah tidak layak di makan:
o   Tahu berwarna coklat
o   Bau asam
o   Tahu berlendir
2.3 Tips bagi pembeli agar tahu dapat bertahan lama :
o   Tahu direbus menggunakan air mendidih
o   Kemudian air rebusan itu diganti dngan air yang baru 
2.4  Tips bagi pembeli agar dapat mengetahui tahu yang ada pengawetnya cirri-cirinya, yaitu :
o   Bagian luar tahu terasa kesat
o   Kenyal
o   Lama-lama bentuk tahu akan brubah ukuran 
      Tidak hanya patinya saja yang berguna sebagai bahan makanan berupa tahu namun ampasnya berguna juga dan dapat diolah menjadi oncom. Selain oncom, sisa ampas ini juga bisa sebagai makanan ternak seperti kerbau dan sapi.
      Pembuatan tahu ini dalam tiap produksinya menghabiskan sekitar 2-3 kwintal kedelai dan menghasilkan sekitar 6000 potong tahu. Keuntungan yang didapat dalam usaha produksi tahu ini sekitar 500.000 (laba kotor) dengan perbandingan tenaga kerja pembuat tahu 4 dan 1 pembuat oncom.

Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Sekilas kami perhatikan dalam pembuatan tahu ini, kebersihan kurang dijaga seperti cara berpakaian pegawainya saat proses pembuatan tahu. Sehingga kebersihan dan kesehatan kurang terjamin. Jadi , kebersihan adalah hal yang paling utama yang harus di perhatikan dalam proses pembuatan makanan karena hal ini menyangkut kesehatan konsumen.
3.2  Saran
Seharusnya dalam pembuatan tahu ini hal yang paling utama diperhatikan adalah kebersihan yang seperti pernyataan diatas yaitu dalam hal berpakaian pekerja disarankan memakai pakaian yang tertutup. Proses penyaringan yang menggunakan kain pastikan kain yang digunakan bersih dan steril.

Jumat, 19 November 2010

Pembelanjaan

www.gunadarma.ac.id
Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 1EB20

GAMBARAN UMUM PEMBELANJAAN

 Arti Pembelanjaan dan Fungsi Manajer

Konsep lama menyatakan bahwa pembelanjaan itu merupakan usaha untuk menyediakan uang. Sedangkan konsep yang baru menyatakan sebagai berikut:
Pembelanjaan adalah suatu usaha untuk menyangkut bagaimana perusahaan harus mengorganisir untuk mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana, dan bagaimana laba perusahaan akan didistribusikan.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa manajer keuangan itu bertanggung jawab baik mengumpulkan maupun mengeluarkan uang. Keseimbangan terjadi antara kekayaan (aktiva lancar dan aktiva tetap) disatu pihak dengan utang dan modal (pasiva) dilain pihak, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Keseimbangan kuantitatif adalah keseimbangan nilai rupiah antara kekayaan dengan utang dan modal yang memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Sedangkan keseimbangan kualitatif merupakan keseimbangan antara elemen-elemen kekayaan dengan elemen utang dan modal perusahaan.

PENGGUNAAN DANA

 Gambaran Umum

Metode penggolongan untuk penggunaan dana ini dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan jangka pendek dan penggunaan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek dapat ditunjukkan sebagai aktiva lancar. Investasi yang paling besar dalam perusahaan pada umumnya berbentuk aktiva tetap yang merupakan investasi jangka panjang.

 Penggunaan Dana Jangka Pendek

1. Kas
Sejumlah dana yang ada dalam perusahaan diwujudkan dalam bentuk kas, terutama untuk membayar gaji dan rekening-rekening lainnya. Dari sejumlah kas yang dipegang oleh manajer, tidak seluruhnya berwujud uang tunai, tetapi berwujud cek yang setiap saat dapat diuangkan dibank.
Dalam pengelolaan kas terdapat suatu prinsip umum yang harus dipegang oleh manajer. Prinsip tersebut adalah meminimumkan jumlah kas yang diperlukan untuk kegiatan perusahaan, dan memaksimumkan jumlah dana untuk investasi yang dapat menghasilkan bunga.

• Aliran Kas

Sebagian dari aliran kas keluar terjadi dalam proses produksi dan terdiri atas pembayaran bahan, tenaga kerja, serta biaya tidak langsung. Hasil aktiva dari proses produksi tersebut berupa persediaan barang jadi yang jika dijual akan mengawali aliran kas lagi.

• Anggaran Kas

Tanggung jawab manajer dalam pengelolaan aliran kas perusahaan meliputi:
a. Membuat kepastian bahwa kas selalu tersedia bilamana diperlukan.
b. Memanfaatkan kas untuk memaksimumkan pendapatan bunga.
Untuk menunjang tujuan-tujuan tersebut, perlu dibuat anggaran kas yang memperlihatkan penerimaan dan pengeluarannya.

2. Surat-surat Berharga
Salah satu jenis surat berharga yang banyak beredar di Indonesia adalah sertifikat deposito (certtficates of deposit). Sertifikat deposito merupakan tanda bukti kewajiban membayar yang dikeluarkan oleh bank komersial. Keuntungan lain bagi investor adalah dapat dituangkannya sertifikat tersebut pada semua kantor cabang dari bank yang bersangkutan.

3. Piutang
Untuk mempertahankan pembeli-pembeli yang ada dan untuk menarik pembeli baru, banyak perusahaan yang memberikan atau mengenakan pembayaran secara kredit kepada mereka. Jadi, bagi perusahaan piutang ini sering terjadi dari adanya penjualan kredit kepada pembeli yang jumlahnya dapat mencapai 20% dari seluruh aktiva.

4. Persediaan
Bagi perusahaan yang memelihara sejumlah persediaan barang untuk memenuhi permintaan pembeli secara cepat, harus mempunyai sejumlah investasi disitu. Investasi tersebut dapat dilakukan secara terus-menerus dalam bentuk persediaan bahan, persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.

 Penggunaan Dana Jangka Panjang

Untuk perusahaan manufaktur, sebagian besar investasinya pada umumnya diwujudkan dalam bentuk aktiva tetap jangka panjang. Aktiva tetap tersebut dapat berupa: tanah, bangunan, dan peralatan.
1. Tanah yang dimiliki oleh perusahaan merupakan aktiva tetap dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
2. Bangunan yang dimiliki oleh perusahaan harus ditentukan umurnya.
3. Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan berupa mesin, alat angkut dalam pabrik, dan peralatan lain yang dipakai dalam produksi.

 Analisis Investasi Aktiva Tetap

Setiap investasi dana perusahaan ke dalam aktiva tetap memerlukan suatu analisis. Terdapat tiga metode analisis investasi yaitu:
a. Metode net present value (NPV)
b. Metode internal rate of return (IRR)
c. Metode pay off period (POP)
Dua metode pertama, net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR) mengukur efisiensi investasi (IRR) dari aspek penggunaan uang, sedangkan metode ketiga, pay off period (POP) mengukur efisiensi dari aspek waktu.
Metode net present value (NPV) dan internal rate off return (IRR) dalam penerapannya dipakai konsep time value of money. Konsep bunga berbunga dari uang yang ditanamkan merupakan basis dari masalah time value of money ini.
Masalah time value of money dipengaruhi oleh tiga faktor. Salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak diketahui, sedangkan dua yang lain diketahui. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Nilai uang pada saat ini (present value)
b. Nilai uang yang akan datang
c. Tingkat bunga (tingkat rate of return)

SUMBER DANA

 Macam-macam Sumber Dana

Jika ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
1. Berasal dari dalam perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari dalam perusahaan ini disebut pembelanjaan intern, yang meliputi:
• Penggunaan laba perusahaan
• Penggunaan cadangan
• Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan
2. Berasal dari luar perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari luar perusahaan ini disebut pembelanjaan ekstern, yang meliputi:
• Dana dari pemilik/peserta. Dana ini biasanya diwujudkan dalam bentuk saham, dan pembelanjaannya disebut pembelanjaan sendiri
• Dana dari utang/pinjaman yang dapat berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pembelanjaan ini disebut pembelanjaan asing

 Pemilihan Sumber Dana

Masalah pemilihan sumber dana yang harus diatasi oleh perusahaan adalah mengusahakan keseimbangan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Beberapa alternatif yang dapat dipilih adalah:
1. Menggunakan dana intern saja
2. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham
3. Menggunakan dana ekstern dengan mencari pinjaman/kredit (kredit jangka panjang saja, kredit jangka pendek saja, atau kedua-duanya)
4. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham dan mencari pinjaman
5. Menggunakan dana intern dan ekstern

 Sumber Dana Intern

Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah dengan cara mengambil dana yang sudah tersedia diperusahaan. Jika digunakan sendiri kurang menguntungkan, dana intern ini dapat diinvestasikan pada sektor lain.
Apabila perusahaan menghadapi masalah seperti itu, pemecahannya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip opportunity cost, yaitu dengan memberikan beban bunga pada dana milik sendiri yang dipakai sendiri. Untuk menentukan, apakah dana milik sendiri itu sebaiknya dipakai sendiri atau diinvestasikan saja pada sektor lain, dapatlah digunakan dasar tentang tingkat rentabilitas.

 Sumber Dana Ekstern

Sumber dana ekstern dapat berasal dari modal sendiri dan kredit. Modal sendiri dalam bentuk saham akan dibahas kemudian. Pada umumnya kredit dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang.
1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Termasuk kredit jangka pendek ini adalah:
• Kredit Rekening Koran
• Kredit Belening
• Kredit Wesel
• Kredit Penjual
• Kredit Pembeli
• Aksep
2. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Termasuk dalam kredit jangka panjang adalah:
• Hipotik
• Obligasi
• Kredit Bank
• Kredit Dari Negara Lain

 Optimasi Modal

Kredit yang jangka waktunya kurang dari satu tahun merupakan kredit jangka pendek, dan kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun disebut kredit jangka panjang. Untuk menentukan apakah sebaiknya mengambil kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini:
1. Bunga kredit jangka pendek
Biasanya, beban bunga kredit jangka pendek ini lebih besar dari pada beban bunga kredit jangka panjang.
2. Bunga kredit jangka panjang
3. Bunga simpanan bank
Bunga simpanan bank ini merupakan bunga yang diterima oleh seseorang apabila ia menyimpankan uangnya dibank.
4. Jangka waktu pemakaian modal
Jangka waktu pemakaian modal ini bisa dalam beberapa bulan atau bisa lebih dari satu tahun.
5. Jangka kritis
Yang dimaksud dengan jangka kritis adalah jangka waktu dimana penggunaan modal asing jangka pendek biayanya (beban bunganya) sama besar dengan apabila perusahaan menggunakan modal asing jangka panjang.
Adapun kriteria yang bisa dipakai untuk menentukan apakah menggunakan kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang ada dua macam, yaitu:
a. Jangka kritis
Apabila jangka waktu penggunaan modal lebih lama dari pada jangka kritisnya, maka lebih untung menggunakan kredit jangka panjang. Sebaliknya, apabila jangka waktu penggunaan modal lebih pendek dari pada jangka kritisnya, maka lebih untung menggunakan kredit jangka pendek.
b. Beban bunga
Dari segi beban bunganya manakah yang lebih rendah, itulah yang dipakai. Dan harus dihitung pula pemanfaatan modal atau bunga simpanan yang diterima dari modal yang tidak digunakan sejak berakhirnya jangka waktu penggunaan sampai dengan berakhirnya masa kredit.

 Kredit Lembaga Keuangan

Kredit yang diajukan oleh perusahaan akan disetujui apabila perusahaan tersebut dianggap “layak” untuk diberi. Hal ini harus dibuktikan dengan studi kelayakan (feasibility study) dan syarat-syarat lain yang biasa disebut dengan 4 C, yaitu:
1. Capital
Capital atau modal ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Untuk mendapatkan kredit perusahaan sekurang-kurangnya harus memiliki modal sebesar 25% dari jumlah kredit.
2. Capability
Cpability ini merupakan kemampuan perusahaan untuk mengangsur atau mengembalikan pinjaman dan membayar bunga. Hal ini dapat dibuktikan dengan neraca perusahaan.
3. Collateral
Collateral ini merupakan syarat dimana setiap kredit yang diterima perusahaan harus dijamin dengan harta tetap sekurang-kurangnya bernilai 150% dari jumlah kredit.
4. Character
Character ini dimaksudkan sebagai sifat dari pimpinan perusahaan karena diolah yang bertanggung jawab terhadap pengembalian kredit.

 Kredit Kelayakan

Kredit kelayakan diberikan kepada mereka dengan dasar Kepres tersebut. Kredit ini tidak harus dijamin dengan harta tetap, cukup dengan surat perintah kerja (SPK) dari pemberi kerja (bouwheer).

 Likuiditas Dan Solvabilitas

Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, kreditur dapat melihat pada neraca perusahaan. Alat pengukur yang digunakan adalah: likuiditas dan solvabilitas.
1. Likuiditas
Pengertian secara umum tentang likuiditas ini dapat dilihat pada difinisi berikut:
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Pada pokoknya, kewajiban-kewajiban yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan ada dua macam, yaitu:
a. Mampu membayar utang-utangnya pada setiap saat ditagih. Kemampuan ini disebut likuiditas badan usaha.
b. Mampu membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan ini disebut likuiditas perusahaan.
Aktiva lancar adalah aktiva/kekayaan perusahaan yang dapat dengan segera dicairkan dalam bentuk uang tunai. Termasuk dalam kategori aktiva lancar ini adalah:
• Kas
• Bank
• Surat-surat berharga
• Piutang
• Persediaan barang
Utang lancar adalah semua utang jangka pendek perusahaan. Tujuan dari Quick ratio adalah untuk mengetahui jumlah kekayaan yang dapat dengan cepat dicairkan dalam bentuk uang tunai.

2. Solvabilitas
Yang dimaksud dengan solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya pada saat perusahaan dilikuiditasi/dibubarkan. Apabila perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya pada saat dibubarkan, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Sedangkan kalau perusahaan tidak mampu memenuhinya, dikatakan in-solvabel. Dengan demikian, ditinjau dari likuiditas dan solvabilitas, perusahaan mempunyai beberapa kemungkinan:
a. Solvabel – Likuid
b. Insolvabel – Likuid
c. Solvabel – iLLikuid
d. Insolvabel – iLLikuid

 Rentabilitas

Secara umum, rentabilitas ini dapat diartikan sebagai kemampuan menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas ini dapat dipakai sebagai alat pengukur untuk mengambil keputusan tentang masalah financial leverage, yaitu masalah apakah didalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan akan menggunakan modal asing (kredit) ataukah modal sendiri. Ada dua macam rentabilitas modal sendiri.
1. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing maupun modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
2. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat erat, dan saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil. Beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan itu adalah:
a. Apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkat bunga modal asing, lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal asing.
Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibanding dengan tingkat bunga modal asing, maka lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.

PASAR SURAT-SURAT BERHARGA DAN PASAR MODAL

 Saham

Saham merupakan tanda penyrtaan didalam perusahaan. Saham perusahaan ini dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu:
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan bentuk pemilikan tanpa hak istimewa. Artinya, para pemilik akan memperoleh pembagian keuntungan (dalam bentuk dividen) hanya apabila perusahaan memperoleh laba.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen atau saham dengan preferensi ini merupakan bentuk pemilikan dengan hak istimewa. Hak-hak istimewa yang ada pada pemegang saham preferen ini adalah:
a. Pembagian dividen yang didahulukan
Pemegang saham preferen mendapat pembagian dividen lebih dahulu dari pada pemegang saham biasa.
b. Pembagian dividen kumulatif
Pemegang saham preferen ini mendapat hak untuk mendapatkan dividen untuk setiap periode.
c. Pembagian kekayaan yang didahulukan
Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk memperoleh pembagian kekayaan perusahaan lebih dahulu dari pada pemegang saham biasa pada saat perusahaan dilikuidasi/dibubarkan.

 Obligasi

Secara formal obligasi merupakan surat perjanjian utang yang sengaja dikeluarkan oleh perusahaan sebagai salah satu sumber dana ekstern. Adapun sifat-sifat dari obligasi ini adalah:
• Dapat diperjual-belikan
• Terdapat kewajiban untuk mengembalikan pokok pinjamannya
• Terdapat kewajiban untuk membayar bunga
• Terdapat jangka waktu yang pasti.

Semua obligasi yang ada dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis dengan mendasarkan pada berbagai faktor , antara lain:
1. Sesuai dengan pihak yang mengeluarkan:
a. Obligasi umum, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Obligasi perusahaan, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan umum, perusaah, jawatan, dan perseroan terbatas.
2. Sesuai dengan karakter jaminan:
a. Obligasi tanpa jaminan, seperti: income bond dan debenture bond.
b. Obligasi dengan jaminan
Jaminan yang bisa dipakai disini antara lain: saham, piutang, rumah, tanah, mesin, dan sebagainya.
Selain jenis-jenis obligasi tersebut, masih ada jenis yang lain, yaitu:
a. Coupon bond
b. Registered bond
c. Callabel bond
d. Convertibel bond.

 Pasar Modal

Sesuai dengan sifatnya, saham dan obligasi dapat diperjual-belikan. Perusahaan-perusahaan yang menjual saham dan obligasi kepada masyarakat (going public), harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu syaratnya adalah perusahaan yang bersangkutan tidak boleh menjual surat berharga langsung kepada masyarakat, akan tetapi harus melalui lembaga perantara.

Personalia

www.gunadarma.ac.id
Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 1EB20

PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA DAN KOMPENSASI


 Pendahuluan

Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Agar supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan fungsi-fungsi. Pengertian fungsi adalah, tugas-tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas yang lain.

 Macam/Jenis Personalia

Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, di dalam perusahaan terdapat dua macam tenaga kerja, yakni:
1. Tenaga Eksekutif: yang mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagaio keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen : merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi.
2. Tenaga Operatif: merupakan tenaga terampil, yang menguasai pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibenankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.
Tenaga operatif ini, ditinjau dari kemampuannya melaksanakan tugas dibagi menjadi 3 golongan yakni:
a. Tenaga trampil (skilled labor)
b. Tenaga setengah trampil (semi skilled labor)
c. Tenaga tidak trampil (unskilled labor)

 Sumber Tenaga Krja

Teanga kerja yang diinginkan oleh perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber berikut:
1. Dari dalam perusahaan.
2. Teman-teman Para Karyawan.
3. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja.
4. Lembaga Pendidikan.
5. Masyarakat Umum.

 Seleksi Tenaga Kerja

Proses seleksi ini merupakan usaha untuk memilih di antara sekian banyak calon, personalia yang benar-benar memenuhi syarat. Sebelum proses seleksi dilakukan ada dua masalah penting yang harus diatasi lebih dulu, yaitu: penentuan jenis tenaga kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja.

1. Penentuan Jenis (Kualitas) Tenaga Kerja

Yang meliputi penentuan persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Batas minimum-maksimum usia.
b. Pendidikan minimal yang harus dimiliki.
c. Pengalaman kerja yang telah diperoleh.
d. Bidang keahlian yang dimiliki.
e. Keterampilan lain yang dimiliki.
f. Pengetahuan-pengetahuan lainnya.
g. Dan sebagainya.

Untuk menentukan kualitas kerja ini, pertama-tama yang harus dilakukan, adalah membuat suatu analisa jabatan. Analisa tentang segala sesuatu mengenai suatu pekerjaan tertentu.
Dari hasil analisa jabatan ini, akan diperoleh suatu deskripsi jabatan, yaitu merupakan gambaran yang jelas mengenai sesuatu tugas tertentu.
Berdasarkan deskripsi jabatan ini ditentukanlah spesifikasi jabatan. Yang merupakan prasyarat minimal yang harus dipenuhi oleh seorang calon untuk dapat melaksanakan tugas-t6ugas, sebagaimana telah digambarkan di dalam deskripsi jabatan.

2. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja

Penentuan jumlah tenaga kerja ini, meliputi dua hal pokok yakni:
a) Analisa beban kerja yang meliputi: peramalan penjualan (sales forecast), penyusunan jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit barang.
b) Analisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu.

3. Proses Seleksi

Setelah penentuan jumlah dan prasyarat yang harus dipenuhi dilaksanakan, maka langkah berikutnya adalah mengadakan seleksi yang pada umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a) Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk.
b) Wawancara pendahuluan.
c) Psycho-test.
Oleh karena itu psycho tes meliputi 5 hal tersebut yaitu:
1) apitude test - menguji sikap seseorang
2) achievement test – menguji bakat seseorang
3) interest test – menguji minat seseorang
4) personality test – menguji kepribadian seseorang
5) IQ test (Intelegensia quotient) – menguji kecakapan seseorang
d) Wawancara lanjutan.
e) Pengujian referensi.
f) Pengujian kesehatan.
g) Masa orientasi.

 Pengembangan Karyawan

Para karyawan baru maupun yang sudah bekerja masih perlu pula dikembangkan lebih lanjut, di samping untuk lebih meningkatkan keterampilan kerja dengan harapan agar:
1. Tingkat produktivitas bertambah
2. Mengurangi tingkat kecelakaan
3. Mengurangi besarnya scrap (kerusakan hasil)
4. Meningkatkan gairah kerja

Pada dasarnya, terdapat 2 metode pengembangan karyawan yakni:
1. Dilaksanakan di dalam odan oleh perusahaan sendiri (on the job training)
2. Dilaksanakan di luar perusahaan dan oleh lembaga lain (off the job training)

 Kompensasi

Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kompensasi ini dapat berupa upah atau gaji. Sebenarnya pengertian antara upah dan gaji adalah sinonim, tetapi upah lebih banyak dipakai untuk para pekerja (buruh), sedangkan gaji, biasanya merupakan kompensasi untuk para pegawai.
Dalam masalah pengupahan ini, terdapat 3 macam teori upah ekonomi yakni:
1. Teori pasar
2. Teori standard hidup
3. Teori kemampuan untuk membayar

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pasar tenaga kerja
2. Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan
3. tingkat keahlian yang diperlukan
4. situasi laba perusahaan
5. Peraturan pemerintah.

 Metode Pengupahan

Berikut ini adalah metode-metode yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
1. Upah langsung (straight salary)
Merupakan bentuk pembayaran upah yang paling sederhana, pada umumnya, diwujudkan dalam bentuk sejumlah uang yang dibayarkan atas dasar satuan waktu tertentu, harian, mingguan, bulanan dan bahkan tahunan.
2. Gaji (wage)
Dasar pembayaran metode upah ini adalah lama waktu mengerjakan suatu pekerjaan, atau dihitung menurut tingkat upah per jam, tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
3. Upah satuan ( piece work)
Pada metode ini upah yang dibayarkan pepada para karyawan menurut jumlah produk yang dihasilkan.
4. Komisi
Merupakan sejumlah uang yang dibayarkan (biasanya didasarkan atas presentase dan harga jual) untuk setiap unit barang yang terjual, dan bukannya unit yang dapat diproduksi.
5. Premi shift kerja (shift premium)
Merupakan upah yang diberikan kepada para karyawan karena bekerja di luar jam kerja normal.
6. Tunjangan tambahan (fringe benefit)
Untuk menarik agar supaya karyawan bersedia bekerja di perusahaan dalam waktu yang lama, seringkali memberikan tunjangan tambahan di luar upah yang biasa mereka terima.

 Upah Intensif

Intensif menunjukkan suatu arti tentang dorongan kerja yang efektif dari karyawan. Maksud dari upah intensif ini adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan lebih produktif. Karakteristik pokok dari upah intensif yang baik adalah:
1. Harus menunjukkan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka
2. Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak
3. Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah

Macam-macam Bentuk Upah Intensif

1. Full Participation Plan
Full Participation Plan merupakan upah intensif bagi karyawan pabrik dimana kegiatan ekstra pada tugas mereka, dapat menghasilkan produksi tambahan. Karyawan diberi intensif apabila mereka dianggap bekerja dengan efisien, yang diukur dengan ratio produk yang dihasilkan dengan standardnya (100%).

2. Group Intensif Plan
Intensif ini diberikan kepada sekelompok karyawan, bilamana terbukti mereka dapat menunjukkan hasil yang menguntungkan, seperti:
a) peningkatan produktivitas
b) penurunan biaya tenaga kerja per unit
c) perbaikan kualitas produk
d) pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan

HUBUNGAN PERBURUAN

 Hubungan Perburuhan Pancasila

Hubungan perburuhan ini terjadi karena antara buruh disatu pihak dan manajemen dilain pihak, saling membutuhkan satu sama lain. Pihak manajemen memerlukan sumbangan, tenaga karyawan untuk mencapai tujuannya, dilain pihak, karyawan memerlukan pendapatan untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada keluarganya.
Karyawan adalah manusia, yang hak asasinya harus dilindungi. Oleh karena itu di Indonesia diciptakan satu bentuk hubungan antara karyawan dan manajemen, yang dikenal dengan hubungan perburuhan Pancasila. Dalam hubungan perburuhan Pancasila ini, buruh/karyawan harus diperlakukan sebagai manusia seutuhnya, artinya karyawan, tidak boleh diperlakukan dengan sewenang-wenang. Bilamana terjadi adanya ketidak-sepakatan antara buruh dan manajemen buruh mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan pembicaraan antara mereka yaitu:
1. Boikot
2. Pemogokan
3. Penghasutan
4. Memperlambat kerja

 Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Dimuka telah disinggung bahwa pada umumnya buruh dalam posisi lemah. Terlebih-lebih seorang-seorang menghadapi manajemen secara sendiri. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini pihak manajemen harus dihadapi oleh para buruh secara bersama. Cara yang dilakukan adalah dengan mengadakan perjanjian kerja bersama (Collective Labor Agreement).

Hak-hak Buruh

Materi-materi buruh, yang dapat dicantumkan ke dalam perjanjian kerja bersama antara lain:
1. Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya
2. Tunjangan-tunjangan yang harus diterima
3. Hak untuk mendapat santunan kecelakaan ditempat kerja
4. Hak untuk mendapatkan promosi dengan sistem penilaian yang adil
5. Hak untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan melalui program training yang diberikan oleh perusahaan
6. Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri (apapun alasannya)
7. Besarnya pesangon

Kewajiban Buruh
Disamping menuntut haknya buruh dituntut pula oleh pihak pengusaha untuk melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya, misalnya:
1. Datang bekerja tepat pada waktunya
2. Menjaga ketertiban dan suasana kerja serasi
3. Berusaha meningkatkan produktivitas
4. Mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan, mematuhi tata waktu kerja
5. Berusaha untuk selalu dapat melakukan penghematan untuk dapat menekan biaya produksi
6. Menyumbangkan gagasan-gagasan yang bermanfaat untuk kelancaran jalannya usaha dan penekanan biaya produksi
7. Bekerja sesuai yang digambarkan dalam deskripsi jabatan

Hak Pengusaha

Hak-hak pengusaha yang dapat dimasukkan sebagai materi pembuatan PKB antara lain:
1. Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati
2. Hak menentukan/memilih/seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan
3. Hak untuk menegur/mengarahkan, bila terdapat karyawan yang dipandang bertindak menyimpang sehingga merugikan perusahaan
4. Hak memberi promosi dan devisi kepada karyawan
5. Hak untuk memecat, sesuai dengan prosedur yang berlaku

Kewajiban Pengusaha

Sedangkan kewajiban pengusaha antara lain:
1. Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati bersama, gaji, promosi, santunan, jaminan-jaminan dan sebagainya
2. Memperlakukan semua karyawan secara adil
3. Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan, tempat ibadah, sekolah, rekreasi dan sebagainya

 Macam-macam Perjanjian Kerja

Pada dasarnya terdapat 3 macam perjanjian kerja bersama yaitu:
1. Closed shop agreement
2. Union shop agreement
3. Open shop agreement

 Konflik dalam Hubungan Kerja

Konflik dalam hubungan kerja ini biasanya terjadi apabila kepentingan kedua belah pihak, antara pihak buruh dan pengusaha, terganggu. Betapapun kecil atau sederhananya masalah yang menimbulkan konflik ini, harus diselesaikan dengan tuntas. Bila tidak, maka masalah tersebut akan meluas dan berakibat merugikan perusahaan.

 Perantara Dalam Pemecahan Konflik

Pada dasarnya pemecahan konflik antara buruh dengan majikan (pengusaha) dapat dilakukan dengan cara langsung, dipecahkan antara mereka sendiri, dan tidak langsung, dengan menggunakan perantara (pihak ketiga). Terdapat 3 macam cara pemecahan konflik dengan menggunakan perantara, yakni:
1. Konsiliasi
2. Mediasi
3. Arbitrasi

Macam-macam Arbitrasi

Terdapat 3 macam arbitrasi yakni:
1. Arbitrasi sukarela (voluntary arbitration)
2. Arbitrasi paksaan (compulsory arbitration)
3. Arbitrasi otomatis (automatic arbitration)

 Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE

Lembaga bipartite mendasar diri pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak yaitu, pihak buruh dan pengusaha dan harus diselesaikan oleh mereka sendiri.
Sedangkan lembaga tripartite mendasarkan pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan adalah merupakan tanggung jawab buruh, pengusaha dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah.

 Mencegah Konflik

Konflik antara buruh dengan pengusaha, tidak mungkin dihindarkan sama sekali. Sebab yang paling utama adalah karena pada dasarnya mereka mempunyai perbedaan kepentingan dan tujuan, disamping masalah-masalah lain yang timbul karena faktor manusia. Jika tidak mungkin menghindarkan sama sekali dari konflik tersebut, maka cara yang dapat ditempuh adalah mencegahnya, melalui berbagai usaha sebagai berikut:
1. Melaksanakan lembaga keluhan (grievance) dengan baik
2. Mengadakan survey gairah kerja (morale) secara rutin
3. Menyelenggarakan lembaga Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance & Counseling)
4. Mengikut-sertakan buruh dalam pengambilan keputusan

Minggu, 14 November 2010

Produksi dan Produktivitas

www.gunadarma.ac.id
Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 1EB20

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

 Pengertian

Kata “produksi” sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi dapat diartikan sebagai berikut:
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang lebih luas dari pada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi.
Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Istilah “produksi” ini sering dikaitkan dengan istilah “produktivitas”. Pada pokoknya, produktivitas ini dapat didefinisikan sebagai berikut:
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.

 Produksi

Jadi, tanggung jawab manager produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah:
• Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur.
• Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

 Sistem Produksi Manufaktur

Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain sistem produksi adalah tentang:
a. Disain produksi dari barang yang diproses
b. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
c. Disain tugas
d. Lokasi dari fasilitas produksi
e. Layout dari fasilitas tersebut
Keputusan-keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara: (1) sifat dari proses tersebut, (2) jangka waktu produksi, dan (3) sifat produksi yang diproses.

1. Sifat Proses Produksi

Penggolongan proses produksi menurut sifat ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam yakni:
a. Proses ekstraktif
Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
b. Proses analitik
Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya.
c. Proses fabrikasi
Proses fabrikasi atau kadang-kadang juga disebut proses pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
d. Proses sintetik
Proses sintetik menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk.

2. Jangka Waktu Produksi

Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni:
a. Proses terus-menerus (continuous process)
Istilah proses terus-menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai.
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
Istilah proses terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda.

3. Sifat Produk

Proses produksi yang lain dapat ditentukan menurut sifat produknya, jadi melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (a) produksi standard, dan (b) produksi pesanan.
a. Produksi standard
Produksi barang-barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk:
• Memelihara sejumlah persediaan
• Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
• Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
b. Produksi pesanan
Produksi pesanan ini muncul atau digunakan bilamana para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat terbatas.

KEGIATAN PRODUKSI

 Gambaran Sekilas

Dalam hal ini masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah:
• Perencanaan produksi
• Organisasi produksi
• Pengendalian produksi
• Pemeliharaan peralatan
• Pengawasan dan pemeriksaan kualitas

 Perencanaan Produksi

Fungsi produksi adalah menciptakan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi:
• Jenis barang yang akan dibuat
• Jumlah barang yang akan dibuat
• Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu:
• Tahap pertama, penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
• Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat
• Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
• Tahap keempat, pembuatan merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia.

 Organisasi Produksi

Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi. Didalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap produks. Besarnya organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleknya proses pengolahan yang diinginkan.

 Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi (production control) merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan dan material) ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan watu tercepat.
Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada (a) jenis pengendalian produksi, (b) tahap-tahap dalam pengendalian produksi, dan (c) alat manajemen yang dikenal sebagai Program Evaluation and Review Technique (P.E.R.T).

a. Jenis-jenis Pengendalian Produksi
Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu order control dan flow control.
• Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
• Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima.

b. Tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
Tahap-tahap atau fungsi-fungsi dalam pengendalian produksi ada empat, yaitu:
• Perencanaan
Jika pesanan pembeli atau pesanan untuk persediaan pada perusahaan telah diterima oleh bagian perencanaan produksi, maka pesanan tersebut dapat dipecah-pecah ke dalam beberapa bagian. Hal ini memerlukan adanya kartu material (bill of material) yang memuat komponen-komponen jadi, ataupun komponen-komponen yang akan diproses lagi atau disebut order.

• Routing
Routing merupakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Sebelum produksi dimulai, semua masalah tersebut disusun terlebih dahulu dalam route sheet.

• Scheduling
Scheduling merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini harus dibuat sebelum produksi dimulai didalam bentuk master schedule yang kemudian dipecah-pecah ke dalam schedule-schedule.

• Dispatching
Dispatching merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini juga dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk dispatch sheet.
Dispatch sheet tersebut memuat beberapa hal tentang pembuatan barang seperti:
- Barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya
- Disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai
- Mesin dan peralatan yang harus dipakai
- Petugas yang harus mengerjakan
- Kapan harus dimulai dan selesai
- Kepada siapa barang tersebut dijual

Analisis Jaringan Kerja: Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja (Network Analysis) adalah merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.
Analisis jaringan kerja ini, banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Dalam bahasa kita terkenal dengan nama Metode Jalur Kritis (MJK).
Untuk lebih memperjelas pengertian tentang tehnik ini perlu diketahui konsep dasar baik dari analisis jaringan kerja maupun MJK dan PERT dalam penerapannya. Konsep dasar itu, adalah sebagai berikut:

1. Jaringan Kerja (Network)
Merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang atau jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting untuk diketahui dalam jaringan ini adalah aktivitas (activity) dan kejadian (event).
Yang dimaksud dengan aktivitas adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu. Sedang kejadian (event) adalah saat mulanya atau berakhirnya aktivitas. Kejadian (event) paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas-aktivitas sebelumnya selesai.

2. Jalur Kritis (Critical Path)
Jalur kritis adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan selesai. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat beberapa hal berikut:
a. Jalur kritis menyoroti aktivitas-aktivitas yang harus (dapat) dilakukan dengan cepat, bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek.
b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
c. Setipa perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.

Aktivitas Semu (Dummy)
Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja adalah aktivitas semu (dummy). Yang dimaksud dengan aktivitas semu adalah suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan dua event berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain.

Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu.
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menetukan perkiraan waktu.
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik.

Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari selalu bersifat dinamik. Diatas, telah disebutkan pula bahwa salah satu kelemahan dari MJK adalah adanya asumsi keadaan yang statik atau dengan kata lain mengabaikan masalah dinamika keadaan. Untuk mengatasi keterbatasan yang telah disebutkan diatas, diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal seperti:
1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang.
2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan.
3. Membuat model yang baru sebagai alat kontrol yang dinamik, model tersebut terkenal dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT).
Didalam PERT ini digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu:
• Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek , jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar.
• Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.
• Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.

 Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti:
a. Resiko hilang dan rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
c. Resiko usang
d. Uang yang tertanam dipersediaan terlalu besar.
Jumlah pemesanan yang ekonomis ini menjadi indikator jumlah persediaan yang tepat. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan
d. Harga bahan baku

 Pemeliharaan Peralatan

Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain:
1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.
3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
5. Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan itu dari tahun ke tahun selalu cenderung naik. Hal ini disebabkan 3 hal berikut:
• Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, kecepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
• Adanya kecendrungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat pembantu lainnya.
• Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri.

Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan ini, yaitu:
a. Di desentralisasi menurut pusat biaya atau departemen.
Keuntungan-keuntungan cara desentralisasi ini antara lain:
• Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat-alat yang harus mereka pakai.
• Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-oramg untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang harus cepat selesai.
• Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan-perbaikan besar dapat lebih diperkecil.
Sedangkan kelemahannya antara lain:
• Fleksibilitas sangat rendah
• Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi
Keuntungan-keuntungan cara ini antara lain:
• Tidak terdapat duplikasi alat-alat dan, tenaga kerja dan persediaan suku cadang.
• Fleksibilitas yang tinggi.
Kelemahannya antara lain:
• Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak.
• Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien.
• Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan-pekerjaan yang harus didahulukan dan diselesaikan dengan segera.
• Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.
Program Pemeliharaan peraltan itu antara lain meliputi:
1. Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas-tugas yang akan dilakukan, prioritasnya dan tenaganya.
2. Mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya.
3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu-kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti.
4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali untuk mempermudah administrasi gudang.
5. Mengatur program latihan (training) dengan metode-metode yang mungkin dilaksanakan, dengan maksud meningkatkan keterampilan kerja mereka.
6. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian yang akan diderita.

 Pengawasan Kualitas dan Inspeksi

Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu:
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen).
2. Tahap penentuan disain tehnis untuk mencapai target tuntutan pasar.
3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2.
4. Tahap penggunaan di lapangan, dimana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.

Pengawasan Kualitas didalam Produksi
Inspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini tindakan perbaikan belum dilaksanakan.

Bagan Pengawasan (Control Chart)
Pada dasarnya, penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam 2 kategori:
1. Penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat ditentukan
Penyimpangan semacam ini, biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak begitu berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya yang terlalu kecil.
2. Penyimpangan-penyimpangan yang dapat ditentukan
Biasanya, penyimpangan-penyimpangan semacam ini kerapkali terjadi dan dapat diketahui (dilacak) penyebabnya, yang pada umumnya disebabkan karena:
• Perbedaan-perbedaan antara para pekerja
• Perbedaan-perbedaan antara mesin-mesin
• Perbedaan-perbedaan antara bahan baku (material)
• Perbedaan antara interaksi antara dua atau ketiga faktor yang disebutkan diatas

LOKASI DAN LAYOUT PABRIK

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk pabrik baru, yaitu:
• Dekat dengan pasar
• Dekat dengan bahan baku
• Ongkos transport
• Penyediaan tenaga kerja
• Penyediaan sumber tenaga/energi
• Lingkungan sekitar
• Iklim

 Cara Penentuan Lokasi Pabrik

Pada dasarnya terdapat 2 macam cara menentukan lokasi pabrik yakni: cara (a) kualitatif, dan (b) kuantitatif.

a. Cara Kualitatif
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu cukup mengadakan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternatif lokasi.

b. Cara Kuantitatif
Terdapat dua macam cara kuantitatif yakni: (1) cara yang sederhana, (2) cara yang komplek.

(1) Cara yang sederhana
Cara sederhana ini merupakan usaha mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakukan, dengan cara memberikan SCORE (nilai) pada masing-masing kriteria.

(2) Cara yang komplek
Cara ini menggunakan rumus-rumus matematika dan menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION RE-SEARCH.

 Layout Fasilitas Produksi

Secara definitif dapat dikatakan bahwa:
Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan didalam produksi.
Adapun tujuan pokok dari layout pabrik ini adalah:
• Untuk meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan
• Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan
• Untuk mendapatkan penggunaan ruang yang efisien baik bagi karyawan maupun untuk penyimpanan
• Untuk melakukan pekerjaan yang efisien
• Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor
Dalam hal ini, layout dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) process layout dan (2) product layout.

1. Process Layout
Process layout atau disebut juga functional layout merupakan penyusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) dimana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu. Layout ini lebih sesuai untuk mengerjakan produk atas dasar pesanan karena sangat luwes atau dapat menyesuaikan dengan kondisi pesanannya. Proses layout ini disebut pula sebagai fungsional atau job lot.

2. Product Layout
Product Layout merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Layout ini lebih sesuai untukproses produksinya terus-menerus atau produksi barang-barang standard. Penggunaan layout ini dianggap lebih ekonomis dan produk lebih cepat selesai dikerjakan.

Pemasaran

www.gunadarma.ac.id
Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 1EB20

PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN

 Pengertian Pemasaran

Pemasaran dan produksi merupakan fungsi pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama dengan beberapa istilah : penjualan, perdagangan dan distribusi.
Kenyataannya, pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh, sedangkan istilah yang lain tersebut merupakan satu bagian, satu kegiatan dalam system pemasaran secara keseluruhan. Jadi, pemasaran merupakan keseluruhan dari pengertian tentang:
• Penjualan
• Perdagangan
• Distribusi
Gambaran tentang pemasaran secara luas dapat diketahui dari difinisi yang dikemukakan oleh William J. Stanton berikut ini:

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

 Penciptaan Faedah Bagi Konsumen

Pemasaran adalah termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptakan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi itu sendiri akan menentukan harga barang dan jasa bagi individu-individu. Selain pemasaran, kegiatan lain yang dapat menciptakan nilai ekonomi adalah:
• Produksi yang membuat barang-barang
• Konsumsi yang menggunakan barang-barang tersebut.
Oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan faedah (utility) bagi konsumen.
Faedah (utility) adalah kekuatan dari suatu produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan.
Perusahaan dapat menciptakan lima macam faedah yakni: (1) faedah bentuk (form utility), (2) faedah waktu (time utility), faedah tempat (place utility), (4) faedah milik (ownership utility), dan (5) faedah informasi (information itility).
Dari kelima faedah tersebut, kegiatan pemasaran menciptakan empat faedah, yaitu: faedah waktu, tempat, milik dan informasi. Sedangkan faedah bentuk diciptakan oleh kegiatan produksi.

1. Faedah Waktu
Faedah waktu dapat diciptakan dengan menyediakan produk pada saat konsumen membutuhkan untuk membelinya.

2. Faedah Tempat
Faedah tempat merupakan faedah yang diciptakan dengan menyediakan produk pada tempat yang strategis apabila kunsumen ingin membelinya.

3. Faedah Milik
Faedah milik diciptakan dengan mempersiapkan pemindahan hak milik dari penjualan kepada pembeli.

4. Faedah Informasi
Faedah informasi diciptakan dengan memberikan informasi tentang menawaran suatu produk kepada konsumen.

 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran (marketing concept) merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan bahwa pemasaran keinginan pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan hidup perusahaan. Secara definitif dapat dikatakan bahwa:

Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsomen merupakan syarat ekonomi dan social bagi kelangsungan hidup perusahaan.

 Pendekatan Studi Pemasaran

Pemasaran dapat dipelajari dengan mengadakan berbagai macam pendekatan, yaitu:
• Pendekatan serba fungsi (funtional approach)
• Pendekatan serba lembaga (institutional approach)
• Pendekatan serba barang (commoditiy approach)
• Pendekatan serba manajemen (managerial approach)
• Pendekatan serba sistem (total sistem approach)
Meskipun titik-berat tinjauannya berbeda-beda, tetapi masing-masing pendekatan saling berkaitan satu sama lain.

 Pendekatan Serba Fungsi

Jumlah dan macam dari fungsi ini tergantung pada macam produk dan kebiasaan dalam perdangangan. Adapun fungsi pokok pemasaran adalah: (1) penjualan, (2) pembelian, (3) pengangkutan, (4) penyimpanan, (5) pembelanjaan, (6) penanggungan resiko, (7) standarisasi dan grading, (8) pengumpulan informasi pasar.

1. Penjualan
Penjualan ini merupakan fungsi yang paling penting dalam pemasaran karena menjadi tulang punggung kegiatan untuk mencapai pasar yang dituju. Fungsi penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutup ongkos-ongkos dengan harapan bisa mendapat laba.

2. Pembelian
Fungsi pembelian bertujuan memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual atau untuk digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari penjualan dan kualitas produk tertentu. Fungsi pembelian ini sangat berat tugasnya terutama pada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang tertentu.

3. Pengangkutan
Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat barang dihasilkan ke tempat barang dikonsumsikan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan fungsi menyimpan barang-barang pada saat selesai diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsikan. Adapun alasan-alasan untuk mengadakan penyimpanan tersebut adalah:
a. Produksi, bersifat musiman, sedangkan konsumen bersifat terus-menerus.
b. Konsumsi bersifat musiman, sedangkan produksi terus-menerus sepanjang tahun, misalnya : payung, jas hujan.
c. Spekulasi, yaitu dengan membeli dan menimbun barang-barang untuk dijual pada waktu harga sudah naik.
d. Menyetabilkan harga, yaitu dengan jalan membeli dan menimbun barang-barang pada waktu barang berlimpah-limpah sehingga harganya rendah.
e. Penyimpanan memungkinkan pembeli dalam jumlah besar, dan pembelian dalam jumlah besar memungkinkan untuk : memperoleh potongan harga, biaya angkut per unit lebih rendah, mengatasi kemungkinan kelambatan penyerahan barang, dan untuk pengawetan atau pematangan.

5. Pembelanjaan
Pembelanjaan adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran.

6. Penanggung risiko
Penanggungan risiko adalah fungsi menghindari dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan pemasaran barang. Tiap-tiap perusahaan menghadapi macam-macam risiko, antara lain:
a. Risiko yang ditimbulkan oleh alam, seperti : gempa bumi, angin puyuh, banjir.
b. Risiko yang ditimbulkan oleh manusia, seperti: kebakaran, pencurian, tidak dibayarnya utang oleh pembeli.
c. Risiko yang ditimbulkan oleh pasar, seperti: merosotnya harga penjualan.
Adapun cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi risiko, khususnya risiko kebakaran dan pencurian, ialah:
a. Memperkecil jumlah persedian barang
b. Dengan mengusahakan fasilitas penyimpanan yang baik dan kuat
c. Dengan mengasuransikan barang-barang yang disimpan.

7. Standardisasi dan grading
Standardisasi dan grading ini merupakan dua istilah yang agak berbeda meskipun ada juga persamaannya. Kedua istilah tersebut akan dibahas lebih lanjut berikut ini:
Standardisasi adalah penentuan batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi barang-barang hasil manufaktur, kadang-kadang juga disebut normalisasi. Adapum dasar penentuan standard untuk barang-barang hasil manufaktur adalah :
• Ukuran jumlah (Rim untuk kertas)
• Ukuran kapasitas ( 1 liter untuk oli)
• Ukuran fisik (4 R untuk ban sepeda motor)
• Ukuran kekuatan (tenaga kuda untuk mesin dan motor)
Grading adalah usaha menggolong-golongkan barang ke dalam golongan standard kualitas yang telah mendapat pengakuan dunia perdagangan. Adapaun cara penggolongan yang dapat dilakukan adalah:
• Memeriksa dan menyortir dengan panca indra
• Memeriksa dan menyortir dengan alat
• Memeriksa dan menyortir melalui contoh barang

8. Pengumpulan informasi pasar
Sebenarnya kedepalan macam fungsi pokok, pemasaran tersebut dapat dimasukkan ke dalam tiga macam fungsi, yaitu:
• Fungsi pertukaran.
• Fungsi penyediaan fisik.
• Fungsi penunjang.

 Pendekatan Serba Lembaga

Pendekatan serba lembaga ini mempelajari pemasaran dari segi organisasi /lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemsaran. Lembaga tersebut adalah:
• Penyedia bahan/supplier yang menyediakan bahan kepada produsen
• Produsen yang mengolah bahan menjadi barang jadi
• Perantara langsung
• Perantara agen
• Pembeli akhir.

 Pendekatan Serba Barang

Pendekatan serba barang atau disebut juga pendekatan organisasi industri, merupakan suatu pendekatan pada pemasaran yang melibatkan studi tentang bagaimana barang-barang tertentu berpindah dari titik produksi ke konsumen akhir atau konsumen industri.

 Pendekatan Serba Manajemen

Pendekatan serba manajemen mempelajari pemasaran dengan menitik-beratkan pada pendapat manajer serta keputusan yang mereka ambil.

 Pendekatan Serba Sistem

Pendekatan serba sistem atau pendekatan sistem total ini mencakup elemen-elemen yang luas dalam system pemasaran, termasuk keempat pendekatan di muka. Adapun difinisi dari sistem pemasaran adalah sebagai berikut:

Sumber Pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.

STRUKTUR ORGANISASI PEMASARAN

Sebagai salah satu fungsi pokok dalam perusahaan, pemasaran dipegang oleh seorang manajer pemasaran yang kebanyakan bertanggung jawab pada direktur perusahaan. Manajer pemasaran membawahi sejumlah individu yang dikelompokkan ke dalam dua sub bagian, yaitu:
• Sub bagian perencanaan pemasaran dan pelayanan staf penunjang
• Sub bagian penjualan umum
Kepada sub bagian perencanaan pemasaran dan pelayanan alat penunjang bertanggung jawab terhadap masalah-masalah: (1) perencanaan dan perdagangan barang, (2) periklanan, (3) riset pemasaran, (4) analis dan pengawasan penjualan, (5) anggaran penjualan, (6) peramalan penjualan, (7) perencanaan saluran, territorial dan kuota, (8) pengawasan persediaan, (9) penjadwalan produksi, serta (10) distribusi fisik. Sedangkan kepala sub bagian penjualan umum bertanggung jawab terhadap masalah-masalah : (1) penjualan lapangan, dan (2) kegiatan kantor penjualan termasuk service langganan dan servis barang.

PASAR

 Pengertian Pasar

Pengertian pasar sebagai tempat ini sebenarnya sangat sempit dan kurang fleksibel. Oleh karena itu kita akan menggunakan difinisi pasar yang lebih luas (dikemukakan oleh W. J. Stanton) berikut ini:

Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.

Dari difinisi tersebut dapatlah diketahui adanya tiga unsur penting yang terdapat dalam pasar, yakni:
• Orang dengan segala keinginannya
• Daya beli mereka
• Kemauan untuk membelanjakan uangnya

 Macam-macam Pasar

Pada pokoknya, pasar dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yakni: (1) pasar konsumen, (2) pasar industri, (3) pasar penjual, dan (4) pasar pemerintah.
• Pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk dikunsumsikan, bukannya dijual atau diproses lebih lanjut.
• Pasar industri adalah pasar yang terdiri atas individu-individu dan lembaga atau organisasi yang membeli barang-barang untuk dipakai lagi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam memproduksi barang lain yang kemudian dijual. Barang yang dibeli adalah barang industri.
• Pasar penjual adalah suatu pasar yang terdiri atas individu-individu dan organisasi yang membeli barang-barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan agar mendapat laba
• Pasar pemerintah adalah pasar di mana terdapat lembaga-lembaga pemerintah

 Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogeny.

MARKETING MIX DAN PRODUK

 Pengertian Marketing Mix

Keputusan-keputusan dalam pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi, yaitu: strategi pasar, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Kombinasi dari keempat strategi tersebut akan membentuk marketing mix.

Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yakni, produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Marketing mix tersebut merupakan satu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan; dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.

 Pengertian Barang

Definisi barang dapat dikemukakan sebagai berikut:

Barang/produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

 Penggolongan Barang menurut Tingkat Pemakaian dan Kekongkritannya

Penggolongan ini menunjukkan berapa kali sebuah barang dapat digunakan, apakah sekali, dua kali, atau beberapa kali, atau sekian banyak kali. Selain itu, penggolongan tersebut juga menunjukkan kongkrit-tidaknya suatu barang, sehingga barang-barang dibagi ke dalam; (1) barang tahan lama, (2) barang tidak tahan lama, dan (3) jasa.

1. Barang tahan lama
Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang yang secara normal dapat dipakai berkali-kali; jadi dapat dipakai untuk jangka waktu yang relative lama.

2. Barang tidak tahan lama
Barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang yang secara normal hanya dapat dipakai satu kali atau beberapa kali saja, artinya sekali barang itu dipakai akan habis, rusak, atau tidak dapat dipakai lagi.

3. Jasa
Jasa adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Menurut penggolongan ini, jasa dimasukkan sebagai barang yang tidak konkrit atau tidak kentara, sedangkan barang tahan lama dan barang tidak tahan lama dimasukkan sebagai barang kongkrit atau barang kentara.

 Penggolongan Barang menurut Tujuan Pemakaiannya oleh si Pemakai

Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiaannya oleh si pemakai ini banyak digunakan karena sangat praktis. Dalam hal ini, barang dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu: (1) barang konsumsi dan (2) barang industri.

1. Barang Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Jadi, pembelinya adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai industri karena barang-barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri. Berdasarkan kebiasaan membeli dari konsumen, barang konsumsi dikelompokkan lagi menjadi tiga golongan, yaitu: (a) barang konvenien, (b) barang shopping, dan (c) barang special.
• Barang konvenien
Barang konvenien (convenience goods) adalah barang yang mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan pas setiap waktu.
• Barang shopping
Barang shopping (shopping goods) adalah barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan didalam membelinya harus dipertimbangkan masak-masak.
• Barang special
Barang spesial (speciality goods) adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja.

2. Barang Industri
Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri, baik secara langsung atau tidak langsung dipakai proses produksi.barang industri ini mempunyai permintaan yang diturunkan oleh permintaan dari barang lain. Barang industri tersebut masih dapat dibedakan lagi menjadi lima golongan sebagai berikut :
• Bahan baku
Bahan baku ini merupakan bahan pokok untuk membuat barang lain.
• Komponen dan barang setengah jadi
Komponen dan barang setengah jadi merupakan barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk akhir.
• Perlengakapan operasi
Perlengakapan operasi (operating supplies) adalah barang-barang yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain di dalam perusahaan. Dalam golongan ini termasuk juga perbekalan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama.
• Instalasi
Instalasi yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik/perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (termasuk barang tahan lama). Jadi instalasi ini merupakan tulang punggung dari sebuah pabrik/perusahaan.
• Peralatan ekstra
Peralatan ekstra (accessory equipment) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi.

 Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)

Seperti halnya manusia, barang juga memiliki siklus kehidupan/umur (life cycle) yang terdiri atas beberapa tahap sejak barang diperkenalkan sampai tidak lagi terdapat di pasaran; ini disebut sebagai siklus kehidupan barang.
Siklus kehiduapn barang ini terdiri atas lima tahap yang berbeda-beda. Tahap tahap tersebut adalah: (1) tahap perkenalan, (2) tahap pertumbuhan, (3) tahap kedewasaan, (4) tahap kemunduran.

1. Tahap perkenalan
Pada tahap pertama dari siklus kehiduapn barang ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah besar walaupun volume penjualannya belum tinggi.

2. Tahap pertumbuhan
Dalam tahap pertumbuhan ini kurve penjualan semakin meningkat dengan cepat.

3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Kadang-kadang sulit untuk mengatakan bahwa kedua tahap ini terpisah atau berada dalam satu tahap.

4. Tahap kemunduran
Dalam tahap kemunduran ini penjualan semakin menurun; dan labanya juga menurun,bahkan menderita rugi.

 Merk

Istilah merk atau brand mempunyai pengertian yang luas, dan dapat didefinisikan sebagai berikut:

Brand adalah suatu nama, istilah simbul, atau disain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.

SALURAN PEMASARAN

 Pengertian Saluran Distribusi

Pada ahli ekonomi sering menggunakan istilah-istilah faedah tempat, faedah waktu, dan faedah milik untuk menunjukkan nilai distribusi. Adapun definisi saluran pemasaran atau disebut juga saluran distribusi dapat dilihat berikut ini.

Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.

Adapun lembaga-lembaga yang ikut mengambil bagian dalam penyaluran barang ini adalah : produsen, perantara, dan konsumen akhir atau pemakai industri.

 Alternatif Saluran Distribusi untuk Barang Konsumsi dan Barang Industri

Perantara adalah individu lembaga bisnis yang beroperasi di antara produsen dan konsumen atau pembeli industri. Adapun macam-macam perantara yang ada adalah :
• Pedagang besar yang menjual barang kepada pengecer, pedagang besar lain, atau pemakai industri.
• Pengecer yang menjual barang kepada konsumen atau pembeli akhir.
• Agen yang mempunyai fungsi hampir sama dengan pedagang besar meskipun tidak berhak memiliki barang yang dipasarkan.
Pedagang besar untuk barang industri sering disebut sebagai distribusi industri.
• Saluran 1. Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara.
• Saluran 2. Seperti halnya dengan saluran 1, saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi lagnsung.
• Saluran 3. Saluran distribusi semacam ini banyak dipakai oleh produsen barang konsumsi, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional.
• Saluran 4. Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedangan besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.
• Saluran 5. Di sini, produsen memiliki agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalur.
• Saluran 6. Saluran distribusi barang industri dari produsen ke pamakai industri ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung.
• Saluran 7. Produsen barang-barang jenis perlengakapan operasi dan peralatan ekstra kecil dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
• Saluran 8. Saluran distribusi ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung.
• Saluran 9. Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran.

 Saluran Distribusi Ganda

Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Jenis barang yang dipasarkan
2. Produsen yang menghasilkan produknya
3. Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian
4. Pasar yang dituju
Dengan demikian tidak menutup kemungkinan produsen menggunakan beberapa saluran ( disebut distribusi ganda ) secara sekaligus untuk mencapai pasar yang berbeda. Hal ini dilakukan apabila produsen menjual :
• Barang yang sama.
• Barang-barang yang tidak ada kaitannya sama sekali.
Saluran distribusi ganda ini sering juga dipakai untuk mencapai pasar yang sama meskipun terdapat beberapa perbedaan, terutama dalam : (a) jumlah pembeli, atau (b) kepadatan pasarnya.

 Perantara Saluran

Dalam operasinya, perantara saluran melaksanakan berbagai macam fungsi pemasaran, seperti: penyimpanan, pengangkutan, dan sebagainya. Selain itu, perantara juga melakukan fungsi penjualan dan pembelian. Adapun jenis-jenis perantara yang akan kita bahas selanjutnya adalah: (1) pedagang besar, (2) pengecer, (3) agen.

 Pedagang Besar

Pedagang besar merupakan salah satu lembaga saluran yang penting, terutama untuk menyalurkan barang konsumsi.
1. Pedagang besar dengan fungsi penuh, yaitu pedagang besar yang melaksanakan seluruh fungsi pemasaran.
2. Pedagang besar dengan fungsi terbatas, yaitu pedagang besar yang hanya melaksanakan satu atau beberapa fungsi pemasaran.
Istilah pedagang besar ( wholesaler) ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang terikat dengan kegiatan perdagangan dalam jumlah besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir. Jadi, perdagangan besar merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pembelian barang dalam jumlah besar untuk dijual lagi.

 Pengecer

Dalam pemasaran, pengecer (retailer) mempunyai peranan yang penting karena berhubungan secara langsung dengan konsumen akhir. Jadi, perdagangan eceran ini meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untuk keperluan bisnis).

Jenis-jenis Pengecer
Pengecer ini dapat digolongkan menurut beberapa cara, antara lain berdasarkan banyaknya product line. Menurut banyaknya product line, pengecer dapat digolongkan ke dalam: (a) generali merchandise store, (b) single-line store, dan (c) speciality store.

a. General merchandise store
Generali merchandise store adalah sebuah took yang menjual berbagai macam barang atau berbagai macam product line.

b. Single-line store
Penggolongan ini dihubungkan dengan kelompok barang-barang yang dijual (jenis product line-nya).

c. Specialty store
Di sini barang yang dijualnya lebih terbatas, hanya meliputi sebagian dari product line saja.

 Agen

Mereka disebut sebagai pedagang karena mempunyai hak milik atas barang-barang yang dipasarkan. Di sini kita akan membahas perantara lainnya, yaitu perantara agen atau disebut agen saja. Adapun jenis-jenis agen yang ada antara lain:
1. Agen penjualan, yang mempunyai tugas utama mencarikan pasar bagi produsen.
2. Agen pembelian, yang mempunyai tugas utama mencarikan penyedia/supplier bagi para pembeli. Kebanyakan agen pembelian ini digunakan oleh took-toko pengecer sebagai pembelinya.
3. Agen pengangkutan, yang mempunyai tugas utama menyampaikan barang dari penjual kepada pembelinya.

 Jumlah Perantara dalam Saluran

Dalam hal ini, produsen mempunyai tiga alternatif yang dapat ditempuhnya, yaitu: (1) distribusi intensif, (2) distribusi selektif, dan (3) distribusi eksklusif.

1. Distribusi Intensif
Distribusi Intensif merupakan suatu strategi yang digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan sebanyak mungkin penyalur (terutama pengecer) untuk mencapai konsumen, agar kebutuhan mereka cepat terpenuhi.

2. Distribusi Selektif
Distribusi selektif merupakan suatu strategi yang digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan sejumlah pedagang besar dan/atau pengecer yang terbatas dalam daerah geografis tertentu.

3. Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif merupakan suatu strategi yang digunakan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer di daerah pasar tertentu.

 Distribusi Fisik

Istilah distribusi fisik dipakai untuk menggambarkan luasnya kegiatan pemindahan suatu barang ke tempat tertentu pada saat tertentu. Pada pokoknya, dua masalah penting yang terdapat dalam kegiatan distribusi fisik ini adalah:
• Pengangkutan
• Penyimpanan
1. Pengangkutan
Pengangkutan dapat diartikan sebagai pemindahan barang melalui suatu jalan atau jalur yang mengambil tempat di antara lembaga-lembaga saluran, atau antara lembaga saluran dengan konsumen. Agen pengangkutan ini dapat dibedakan menurut dua cara, yaitu:
a. Penggolongan sesuai dengan metode pengangkutannya
Dalam hal ini agen pengangkutan digolongkan ke dalam:
• Angkutan dengan truk
• Angkutan dengan kereta api
• Angkutan dengan pipa
• Angkutan dengan pesawat udara
• Angkutan dengan kapal
b. Penggolongan sesuai dengan bentuk hukumnya
Dalam hal ini agen pengangkutan digolongkan ke dalam:
• Agen pengangkutan umum (common carrier), yaitu unit usaha angkutan umum yang memiliki rute, jam perjalanan, dan jumlah rit tertentu.
• Agen pengangkutan kontrak (contract carrier), yaitu unut usaha angkutan yang beroperasi dalam jumlah pengangkutan terbatas dan didasarkan dengan suatu kontrak.
• Agen pengangkutan sendiri (private carrier), yaitu unit usaha angkutan yang ditangani dan diatur sendiri oleh pabrik/produsennya.
• Perantara angkutan (freight forwarder), yaitu unit usaha angkutan yang tidak memiliki fasilitas pengangkutan sendiri.

2. Penyimpanan
Dalam hal ini perusahaan dapat menyewa fasilitas penyimpanan pada lembaga lain yang disebut gudang umum (public worehouse).

PENENTUAN HARGA

 Arti dan Pentingnya Harga

Dalam perekonomian sekarang ini, pertukaran atau jual beli barang dan jasa tidak lagi dilakukan secara barter, tetapi dilakukan dengan menggunakan suatu alat pembayaran atau alat penukar yang disebut uang. Kadang-kadang uang ini juga dikatakan sebagai sejumlah nilai pertukaran. Jadi harga dapat didefinisikan sebagai berikut:

Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya.

Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya.

Salah satu prinsip bagi manajemen dalam penetuan harga ini adalah menitik-beratkan pada kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga

Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: (1) kondisi perekonimian, (2) penawaran dan permintaan, (3) elastisitas permintaan, (4) persaingan, (5) biaya, (6) tujuan manajer, dan (7) pengawasan pemerintah.

1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

2. Penawaran dan Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.
Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurve permintaan dan kurve penawaran.

3. Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.
• Inelastis
Jika permintaan itu bersifat inelastis, maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.
• Elastis
Apabila permintaan itu bersifat elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
• Unitary elasticity
Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama.

4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian misalnya, dijual dalam keadaan persaingan murni (pure competition). Selain persaingan murni, dapat pula terjadi keadaan persaingan lainnya, seperti: persaingan tidak sempurna, oligopoly, dan monopoli.
• Persaingan tidak sempurna
Untuk barang-barang yang dihasilkan dari pabrik (barang-barang manufaktur) dengan merk tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya.
• Oligopoli
Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi dari pada kalau dalam persaingan sempurna.
• Monopoli
Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti:
- Permintaan barang bersangkutan,
- Harga barang-barang substitusi/pengganti,
- Peraturan harga dari pemerintah.

5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan.

6. Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain:
• Laba maksimum
• Volume penjualan tertentu
• Penguasaan pasar
• Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu

7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan factor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.

 Metode metode Penetapan Harga

Ada dua pendekatan pokok dalam penentuan harga jual, yaitu: (1) pendekatan biaya (penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-up, dan penetapan harga breakeven), serta (2) pendekatan pasar atau persaingan.

1. Penetapan harga biaya plus (cost-plus pricing method)
Dalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut marjin). Jadi, harga jual produk itu dapat dihitung dengan rumus:

BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL

2. Penetapan harga mark-up (mark-up pricing method)
Pada pokoknya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya-plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up. Pedagang yang membeli barang-barang dangangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan jumlah mark-up (lihat formula berikut ini !)

HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL

3. Penetapan harga break-even (break-even pricing)
Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break-even bilamana penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba bilamana penjualan yang mencapai berada di atas titik break-even (titik pas-pasan): jika penjulan berada di bawah titik break-even, maka perusahaan akan menderita rugi.
Metode penetapan harga break-even ini dapat diterapkan dengan menggunakan beberapa anggapan tertentu, yaitu:
 Seluruh biaya dapat digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap
 Seluruh barang yang diproduksi akan terjual
 Biaya variabel per unitnya tetap
Dengan demikian kita perlu mengetahui beberapa konsep tentang biaya seperti : biaya variabel, biaya tetap, biaya total.
• Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah hasil. Biaya variabel yang dibebankan pada masing-masing unit disebut biaya variabel rata-rata (averge variabel cost)
• Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkat/sejumlah hasil yang diproduksi. Biaya tetap yang dibebankan pada masing-masing unit disebut biaya tetap rata-rata (average fixed cost)
• Biaya total
Biaya total merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya total yang dibebankan pada setiap unit disebut biaya total rata-rata (average total cost)

BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABEL

• Penghasilan total
Penghasilan total ini merupakan jumlah penerimaan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produknya. Ini dapat dihitung dengan mengalikan jumlah hasil dengan harga jual per unit. Penghasilan yang diperoleh dari masing-masing unit disebut penghasilan rata-rata (average revenue).
Setelah diketahui beberapa konsep biaya dan penghasilan, maka kita sekarang dapat mencari titik pertemuan antara biaya total dengan penghasilan total. Titik ini dinamakan titik break-even (break-even point). Untuk menentukan titik break-even dapatlah menggunakan formula berikut ini:

TITIK BREAK-EVEN = BTT
(dalam unit) H - BVR

TITIK BREAK-EVEN = BTT
(dalam rupaih) 1 -

di mana
• BTT = biaya tetap total
• H = harga jual per unit
• BVR = biaya variabel rata-rata
• H-BVR disebut kontribusi per unit pada overhead

4. Penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar
Dalam hal ini, penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.

 Politik Penetapan Harga

Penetapan harga bagi perusahaan yang besar sering melibatkan beberapa manajer seperti : manajer produk, manajer penjulan dan manajer lain. Beberapa politik penetapan harga yang akan dibahas di sini adalah: (1) penetapan harga psikhologis (2) price lining, (3) potongan harga, dan (4) penetapan harga geografis.

1. Penetapan Harga Psikhologis
Kebijaksanaan ini biasanya digunakan untuk penjualan barang pada tingkat pengecer.

2. Price Lining
Price lining ini lebih banyak digunakan oleh pengecer daripada pedagang besar atau produsen.

3. Potongan harga
Potongan (discound) merupakan pengurangan dari harga yang ada. Adapun jenis-jenis potongan yang dapat diberikan oleh penjual adalah: (a) potongan kuantitas, (b) potongan dagang, (c) potongan tunai, dan (d) potongan musiman.

a. Potongan kuantitas
Potongan kuantitas adalah potongan harga yang ditawarkan oleh penjual agar konsumen bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar, atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjual tersebut.

b. Potongan dagang
Potongan dagang atau disebut potongan fungsional merupakan potongan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran untuk fungsi-fungsi pemasaran yang mereka lakukan.

c. Potongan tunai
Potongan tunai adalah potongan yang diberikan kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode, dan mereka melakukan permbayaran tetap pada waktunya.

d. Potongan musiman
Potongan musiman adalah potongan yang diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian di luar musim tertentu.

4. Penetapan Harga Geografis
Disini, penjual harus mempertimbangkan ongkos angkut atau ongkos kirim untuk barang-barang yang disampaikan kepada pembeli. Salah satu penetapan harga geografis ini adalah free on board (F.O.B) yang dibedakan ke dalam golongan, yaitu:
a. F.O.B tempat asal (F.O.B point of origin) di mana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh pembeli
b. F.O.B tujuan (F.O.B. destination) di mana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh penjual termasuk keamanan dalam perjalanan.

PROMOSI DAN PERIKLANAN

 Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh karena itu promosi dipandang sebagai:
Arus informasi atau persuasi satu-arah yang dibuat untuk mengarahkan seorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi ini pada umumnya ada empat, yaitu:
• Periklanan
• Personal selling
• Promosi penjualan
• Publisitas dan hubungan masyarakat

 Periklanan

Periklanan ini merupakan salah satu kegiatan promosi yang banyak dilakukan oleh perusahaan maupun perseorangan. Jadi, periklanan dapat didefinisikan sebagai berikut:

Periklanan adalah komunikasi non-indivisu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu.

Disini, pihak sponsor berusaha menyebar-luaskan berita kepada masyarakat. Berita inilah yang disebut iklan atau advertensi. Jadi periklanaan berbeda dengan iklan. Periklanaan adalah prosesnya, sedangkan iklan adalah beritanya. Adapun masalah-masalah selanjutnya yang akan dibahas di sini adalah:
• Tujuan periklanan
• Jenis periklanan
• Media periklanan
• Biro periklanan

1. Tujuan perikalanan
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang atau jasa. Adapun tujuan-tujuan lain dari periklanan adalah:
a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain
b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesmen dalam jangka waktu tertentu
c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya
d. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru

2. Jenis periklanan
Dalam hal ini periklanan digolongkan menajdi dua, yakni: (a) periklanan barang dan (b) periklanan kelembagaan.
a. Periklanan barang (product advertising)
Periklanan barang ini dilakukan dengan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkan.
b. Periklanan kelembagaan
Periklanan kelembagaan dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwill kepada perusahaan.

3. Media periklanan
Setiap media mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berbeda. Jenis-jenis media tersebut adalah: (a) surat kabar, (b) majalah, (c) radio, (d) televisi, (e) pos langsung, dan sebagainya.
a. Surat kabar
Surat kabar ini merupakan media periklanan yang dapat mencapai masyarakat luas karena harganya relative murah.
b. Majalah
Dapat dikatakan bahwa pembaca majalah ini lebih selektif atau terbatas dibanding dengan surat kabar.
c. Radio
Sebagai media yang hanya dapat dinikmati melalui pendengaran ini, radio dapat menjangkau daerah yang luas dan dapat diterima oleh segala lapisan masyarakat.
d. Televisi
Televisi ini merupakan media yang dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar yang bergerak, dan dapat dinikmati oleh siapa saja.
e. Pos langsung
Media periklanan yang dapat dimasukkan ke dalam pos langsung (direct mail) adalah : kartu pos, buku kecil, surat edaran, brosur dan sebagainya.

4. Biro periklanan
Biro periklanan (advertising agency) merupakan lembaga bisnis yang berdiri sendiri, yang mengkhususkan kegiatannya di bidang perencanaan, pengembangan dan penempatan periklanan bagi langganannya.

PERSONAL SELLING, PROMOSI
PENJUALAN, DAN PUBLISITAS

 Personal Selling

Personal selling ini merupakan kegiatan promosi yang berbeda dengan periklanan karena menggunakan orang/individu didalam pelaksanaannya. Individu-individu yang melaksanakan kegiatan personal selling ini disebut tenaga penjualan (salesman). Jadi,personal selling dapat didefinisikan sebagai berikut:

Personal selling adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubugan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. *)

Materi yang akan dibahas selanjutnya dalam masalah personal selling ini adalah:
• Proses personal selling
• Jenis tugas penjualan dan salesman

1. Proses Personal Selling
Dalam kegiatan personal selling terdapat beberapa tahap yang perlu dilakukan, secara keseluruhan membentuk suatu proses.
a. Persiapan sebelum penjualan
Tahap pertama dalam proses personal selling adalah mengadakan persiapan-persiapan sebelum melakukan penjualan.
b. Penentuan lokasi pembeli potensial
Tahap kedua ini menentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasarannya.
c. Pendekatan pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjualan harus mempelajari semua masalah tentang calon pembelinya.
d. Melakukan penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka.
e. Pelayanan sesudah penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan memberikan pelayanan atau servis kepada mereka.

2. Jenis Tugas Penjualan dan Salesman
Tugas penjualan sering digolongkan menurut jenis hubungan pembeli yang terlibat dalam penjualan. Adapun jenis tugas-tugas penjualan berserta salesmannya akan dibahas berikut ini:
a. Trade selling dan merchandising salesman
Trade selling merupakan tugas penjualan yang ditujukan kepada para penyalur, bahkan kepada pembeli akhir. Tenaga penjualan yang melakukannya disebut merchandising salesman.
b. Missionary selling dan detailman
Missionary selling merupakan tugas penjualan yang dilakukan untuk mendorong pembeli agar bersedia membeli pada penyalur perusahaan. Tenaga penjual yang melakukan disebut detailman.
c. Technical selling dan sales engineer
Technical selling merupakan tugas penjualan yang berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya (terutama menyangkut masalah teknisi). Petugas yang melakukkannya disebut sales engineer.
d. New business selling dan pioneer product salesman
New business selling merupakan tugas penjualan yang berusaha membuka transaksi baru dengan mengubah calon pembeli menjadi pembeli. Petugas yang melakukannya disebut pioneer product salesman.

 Promosi penjualan

“Promosi penjualan” ini merupakan istilah yang berbeda dengan istilah “Promosi” meski pun sama-sama menggunakan kata “promosi”. Promosi penjualan hanya merupakan satu kegiatan dalam promosi. Dalam promosi penjualan ini perusahaan menggunakan alat-alat seperti: peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya.

 Publisitas

Hampir sama dengan periklanan, publikasi ini merupakan salah satu kegiatan promosi yang dilakukan melalui media. Namun informasi yang tercantum tidak berupa berita. Sering publisitas ini tidak obyektif, ada yang sifatnya menjelek-jelekkan dan ada pula yang manyanjung-nyanjung.