Minggu, 24 Oktober 2010

Disain dan Perilaku Organisasi

www.gunadarma.ac.id
Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 1EB20

PENGERTIAN ORGANISASI

Dalam tahun 1961 Presiden John F. Kennedy menyatakan suatu tekad untuk mencapai tujuan pendaratan manusia dibulan sebelum akhir periode. Perjalanan ke bulan tersebut memerlukan waktu selama delapan hari dan menempuh jarak 245.000 mil. Pada tanggal 20 Juli 1969, austronot Neil Amstrong telah berhasil menjejakkan kakinya dibulan, hal ini menunjukkan kemampuan pengorganisasian yang luar biasa.

 Apakah yang Dimaksud dengan Organisasi

Banyak keberhasilan perusahaan bergantung pada organisasi. Adanya struktur yang mapan sangat diperlukan untuk menjamin agar rencana manajer dapat dilaksanakan. Menurut Boone dan Kurtz, organisasi didefinisikan sebagai berikut:
Organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Manajer harus menyusun suatu struktur organisasi formal yang orang-orang serta sumber-sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan keseluruhan. Definisi organisasi itu mencakup tiga elemen pokok, yaitu: (1) interaksi manusia, (2) kegiatan mengarah pada tujuan, (3) struktur.

ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL

 Organisasi Formal

Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan.
Organisasi formal merupakan bagian yang dapat dilihat pada bagan organisasi. Sedangkan organisasi informal tidak. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi formal adalah (1) wewenang, (2) tanggung jawab, (3) pertanggung jawaban, (4) delegasi, dan (5) koordinasi.

 Organisasi Informal

Organisasi informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal.
Komunikasi yang terjadi dalam organisasi informal berjalan dengan cepat dari mulut ke mulut. Sistem komunikasi ini disebut sistem tanaman rambat. Dalam kelompok kerja terdapat tiga kategori karyawan, yaitu:
• Anggota-anggota kelompok dalam (inner group)
• Anggota-anggota kelompok pinggir (fringe group)
• Anggota-anggota kelompok luar (out group)

 Sentralisasi VS Desentralisasi

Istilah sentralisasi dan desentralisasi sering dipakai dalam manajemen.

Organisasi yang Disentralisir

Organisasi manajemen yang disentralisir merupakan sebuah sistem yang wewenang serta pengendaliannya dipegang disuatu pusat, biasanya eksekutif puncak.

Organisasi yang Didesentralisir

Organisasi manajemen yang didesentralisir merupakan suatu usaha sistematis untuk mendelegasikan kepada jenjang bawah semua wewenang kecuali yang harus dilaksanakan pada jenjang tertinggi.

STRUKTUR ORGANISASI DAN PENYUSUNANNYA

 Pembentukan Struktur Organisasi

Struktur organisasi formal didasarkan pada analisa dari tiga elemen kunci setiap organisasi, yaitu:
1. Interaksi kemanusiaan
2. Kegiatan yang terarah ke tujuan
3. Struktur
Manajemen harus mengkoordinir kegiatan-kegiatan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan perusahaan sering bersifat luas dan tidak memberikan ciri kegiatan kerja secara individual.

Hierarki Tujuan

Hierarki tujuan organisasi berlingkup dari tujuan perusahaan keseluruhan sampai tujuan-tujuan khusus yang ditetapkan untuk masing-masing karyawan.

Departementalisasi

Pembentukan struktur organisasi dimulai dengan penganalisisan kegiatan-kegiatan utama organisasi.

Wewenang dan Tanggung Jawab

Dengan tumbuhnya organisasi, manajer harus menugaskan sebagian kegiatannya kepada bawahan agar dapat mencurahkan waktunya pada fungsi-fungsi manajerial. Tindakan menugaskan kegiatan kepada bawahan disebut pendelegasian.

Berapa Banyak Bawahan yang Harus Ada di Bawah Seorang Manajer?

Rentangan pengendalian (span of control) merupakan jumlah optimal bawahan yang dapat dikelola oleh seorang manajer. Faktor-faktor kritis dalam menentukan rentangan pengendalian yang optimal adalah:
1. Jenis pekerjaan
2. Pelatihan karyawan
3. Kemampuan manajer
4. Efektifitas komunikasi

Menjamin Komunikasi yang Efektif

Komunikasi merupakan tugas yang relatif sederhana bagi organisasi kecil. Sering komunikasi itu berupa tatap muka, dan perintah yang kurang jelas dapat diperbaiki dengan pembicaraan yang personal. Pesan-pesan, banyak yang diberikan secara tertulis melalui beberapa jenjang dalam organisasi,

Menghindari Pertumbuhan Organisasi yang Tidak Perlu

Dengan meningkatnya kekomplekan dan ukuran organisasi muncul kecendrungan untuk menambah personalia atasan dan spesialis. Kecendrungan ini bersifat alami seperti yang dapat terjadi dalam desentralisasi dan para manajer mengetahui bahwa rentang pengendalian mereka terbatas. Akan tetapi, perencana organisasi harus yakin bahwa jenjang manajer baru dan beberapa penasehat teknis sangat diperlukan, atau akan terjadi kenaikan sedikit dalam keluaran produksi atau efisiensi.

 Bentuk-bentuk Struktur Organisasi

Bagan yang dimaksud dinamakan bagan organisasi atau struktur organisasi. Yang menjadi dasar dalam organisasi ini adalah pembagian kekuasaan (authority) dan tanggung jawab (responsibility). Sebenarnya bentuk struktur organisasi ini bermacam-macam, tetapi pada pokoknya ada empat, yaitu: organisasi garis (line organization), organisasi garis dan staf (line and staf organization), organisasi fungsional (functional organization), komite (committee) dan organisasi matrik.

 Organisasi Garis

Gambaran secara ringkas ini menunjukkan bahwa Kepala Bagian Pemasaran adalah orang yang sibuk dan ahli dalam berbagai macam kegiatan. Apabila kegiatan yang ada sudah sangat kompleks dan luas, tidak mungkin lagi dilakukan oleh satu orang saja.

a. Kebaikan Organisasi Garis
• Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah
• Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan, sebab tidak perlu membicarakannya dengan orang lain
• Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab perintah tersebut dapat diberikan langsung pada bawahan
• Menghemat biaya, sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya dilakukan oleh seorang saja

b. Keburukan Organisasi Garis
• Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan
• Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi para petugas sehingga kurang efisien
• Kurangnya kerjasama diantara masing-masing bagian

 Organisasi Garis dan Staf

Organisasi garis dan staf ini merupakan kombinasi yang diambilkan dari keuntungan-keuntungan adanya pengawasan secara langsung dan spesialisasi dalam perusahaan.

a. Kebaikan Organisasi Garis dan Staf
• Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap tugas khusus diluar Bagiannya
• Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan sehingga akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja
• Staf dapat mendidik para petugas
• Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan aliran kekuasaan dengan jelas

b. Keburukan Organisasi Garis dan Staf
• Kadang-kadang staf tidak lagi memberi saran tetapi perintah, sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer pada Bagian yang bersangkutan
• Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih percaya kepada staf dari pada atasannya
• Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak memperoleh hasil

 Organisasi Fungsional

Dalam Organisasi Fungsional, masing-masing manajer adalah seorang spesialis atau ahli dan masing-masing bawahan / pekerja mempunyai beberapa pimpinan. Manajer memiliki kekuasaan penuh untuk menjalankan fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Jadi bentuk ini lebih menekankan pada pembagian fungsi.

a. Kebaikan Organisasi Fungsional
• Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga terdapat keserasian antara tugas dan keahliannya
• Tugas para manajer menjadi lebih ringan dengan adanya pembagian fungsi

b. Keburukan Organisasi Fungsional
• Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam pimpinan dan perintah
• Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan
• Kesulitan-kesulitan yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi
• Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan diantara para manajer

 Organisasi Komite

Komite sering dilakukan untuk mengumpulkan pendapat tentang berbagai kegiatan dalam perusahaan. Komite ini dapat dibentuk disemua Bagian dalam organisasi, sehingga sering terdapat beberapa macam Komite. Untuk membentuk Komite haruslah memperhatikan syarat-syarat berikut ini:
1) Suasananya santai dan bersifat informal
2) Semua anggota Komite ikut ambil bagian dalam membicarakan tugas-tugasnya
3) Komite mengetahui tentang tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
4) Masing-masing anggota Komite bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain
5) Keputusan diambil secara konsensus
6) Masing-masing anggota bebas mengemukakan pendapat
7) Ketua komite tidak mempunyai kekuasaan atas yang lain
Komite sering juga disebut Panitia, pelaksanaannya dapat dikombinasikan dengan bentuk organisasi yang lain.

a. Kebaikan Komite
• Merupakan sebuah forum untuk saling bertukar pendapat diantara beberapa anggota
• Keputusan ditentukan bersama-sama sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik
• Menciptakan koordinasi yang lebih baik
• Meningkatkan pengawasan karena macam-macam Komite tersebut dapat berhubungan langsung dengan para pelaksana

b. Keburukan Komite
• Kesulitan dalam mempersiapkan pertemuan karena masing-masing anggota sibuk dengan pekerjaannya
• Keharusan untuk berkompromi
• Sering menimbulkan kesimpang-siuran dalam organisasi
• Tidak mempunyai kekuasaan untuk mendukung saran-saran yang diberikan

 Organisasi Matrik

Bentuk baru yang disebut organisasi matrik ini digunakan berdasarkan struktur organisasi garis dan staf yang sudah ada. Organisasi matrik, juga disebut organisasi manajemen proyek, dapat didefinisikan sebagai struktur organisasi dimana para spesialis dari bagian-bagian yang berbeda disatukan untuk mengerjakan proyek khusus.

a. Kebaikan Organisasi Matrik
• Luwes
• Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau persoalan-persoalan teknis yang unik
• Memberikan alat inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi yang ada

b. Keburukan Organisasi Matrik
• Beberapa masalah dapat muncul karena pendekatan ini melanggar prinsip kesatuan perintah yang tradisional (satu atasan untuk masing-masing individu)
• Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari bagian-bagian yang berbeda
• Konflik dapat muncul antara manajer proyek dengan manajer-manajer bagian lain

PERILAKU KEORGANISASIAN

Salah satu sumber utama dari setiap perusahaan adalah orang atau manusia. Pemahaman tentang bagaimana dan mengapa mereka berperilaku seperti yang mereka lakukan sangat membantu mengatasi banyak masalah manajemen. Predikator-predikator penting dalam organisasi kerja meliputi kelompok kerja, motivasi, sikap pekerjaan, dan kepemimpinan.

 Kelompok Kerja

Dalam organisasi bisnis, kelompok kerja itu merupakan sekumpulan karyawan yang secara bersama-sama mempunyai pekerjaan serupa (umum) dan melihat diri mereka sebagai satu kelompok.
Kelompok-kelompok tersebut akan tetap ada pada setiap peristiwa didalam organisasi karena mereka mengisi kebutuhan bagi para anggotanya. Kebutuhan-kebutuhan itu dapat berupa: (1) kebutuhan berkomunikasi, (2) kebutuhan mempertahankan harga diri dan kepentingan ekonomi, serta (3) kebutuhan akan keamanan atau perlindungan.
Keanggotaan dalam berbagai kelompok akan bergantung pada banyak hal, yaitu: (1) keakraban satu sama lain, (2) kepentingan bersama, (3) pekerjaan serupa, dan (4) persahabatan.

 Motivasi

Setiap orang pasti mempunyai motivasi sebagai alasan mengapa mereka berperilaku tertentu. Dengan kata lain, motivasi merupakan motif intern yang menyebabkan orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Setiap orang dapat memiliki motif yang sangat berbeda untuk mengerjakan sesuatu yang sama.

Jenjang Kebutuhan Karyawan

Kebutuhan karyawan beserta jenjangnya dapat ditentukan atas dasar penemuan Abraham H. Maslow (seorang ahli psikologi) tentang kebutuhan manusia. Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi dapat memotivasi perilaku manusia, sedangkan kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak akan lama menjadi motivator meskipun dapat muncul kembali sebagai motivator.
Teori motivasi dari Maslow menekankan dua ide dasar yaitu:
1) Orang mempunyai banyak kebutuhan, tetapi hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi saja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
2) Kebutuhan manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan.

 Pekerjaan dan Sikap Jabatan

Oleh Musselmah dan Jackson, kepuasan jabatan dipandang sebagai indikator yang bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan apakah terdapat bidang-bidang masalah dalam angkatan kerja organisasi. Kepuasan jabatan telah dikaitkan dengan perputaran dan absentiisme dalam angkatan kerja. Moral merupakan sikap umum dari angkatan kerja dalam sebuah perusahaan terhadap jabatan mereka. Sedangkan kepuasan jabatan merupakan istilah lain yang memberikan arti banyak tentang hal yang sama.

 Kepemimpinan

Dalam perusahaan, kepemimpinan itu berkaitan dengan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan. Ini menjadi bagian penting dalam memahami perilaku kerja. Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa tidak ada “satu cara terbaik” untuk memimpin karyawan. Ini bergantung pada pemimpinnya, karyawan, dan situasi yang ada.

Minggu, 17 Oktober 2010

Manajemen Umum

www.gunadarma.ac.id
Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 1EB20

PENGERTIAN MANAJEMEN

 Arti dan Fungsi Manajemen
Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti Fayol, Terry, taylor adalah berbeda-beda, tetapi pada pokoknya semua ini mempunyai pengertian yang sama. Berikut ini dikemukakan definisi tentang manajemen yang diberikan oleh Profesor Oei Liang Lee.
Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi tentang manajemen tersebut, dapatlah diambil kesimpulan bahwa manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting didalam menjalankan kegiatan. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah lembaga tentu mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat perencanaan terlebih dahulu. Secara garis besar, perencanaan ini menggambarkan tentang:
a. Apa
b. Bagaimana
c. Mengapa, dan
d. Kapan akan dilakukan

 Jenjang Manajemen

Perusahaan-perusahaan besar biasa mempunyai paling sedikit tiga jenjang manajemen. Ketiga jenjang tersebut adalah: (1) manajemen puncak atau manajemen eksekutif, (2) manajemen madya atau manajemen administratif, dan (3) manajemen operasional atau manajemen supervisori.

a. Manajemen Puncak
Jenjang tertinggi adalah manajemen puncak, sering disebut manajer senior atau eksekutif kunci, biasanya mempunyai berbagai pengalaman bertahun-tahun. Manajemen puncak ini bertugas menyusun rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang hal-hal seperti penggabungan (merger), produk baru, dan pengeluaran saham.

b. Manajemen Madya
Jenjang berikutnya dalam piramida manajemen itu, disebut manajemen madya atau manajemen administratif, meliputi pimpinan pabrik dan / atau manajer devisi. Para manajer ini mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan rencana operasi yang melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.

c. Manajemen Operasional
Manajemen operasional ini merupakan jenjang terendah dalam piramida. Tugasnya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh para manajer madya. Manajer operasional sering disebut “supervisor garis-pertama” (first-line supervisor), karena mereka bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para karyawan yang mengerjakan kegiatan harian.

LATAR BELAKANG SEJARAH MANAJEMEN

Sekarang kita lihat latar belakang sejarah manajemen yang perkembangannya berawal dari Eropa meskipun secara rill manajemen itu sudah ada sebelumnya di Eropa maupun di benua-benua lain.

 Gerakan Manajemen Ilmiah

Perusahaan yang ingin maju selalu berusaha mendapatkan cara-cara yang efisien untuk mengelola produktivitas dan pada saat yang sama menurunkan biaya produksi. Sejak pemunculan bukunya tahun 1911, Taylor dikenal sebagai bapak dari gerakan manajemen ilmiah. Buku yang diterbitkannya berjudul The Principles of Scientific Management. Dalam bukunya, Taylor mengemukakan beberapa prinsip manajemen ilmiah untuk melakukan pekerjaan dengan efisien. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
Prinsip 1: Semua pekerjaan dapat diobservasi dan dianalisis guna menentukan satu cara terbaik untuk menyelesaikannya.
Prinsip 2: Orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah
Prinsip 3: Kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan menggaji pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu menyamakan gaji dengan hasil kerjanya.
Prinsip 4: Menempatkan manajer dalam perencanaan, persiapan dan pemeriksaan pekerjaan.

SEKOLAH-SEKOLAH TENTANG PEMIKIRAN MANAJEMEN

Dari beberapa sekolah tentang pemikiran manajemen yang muncul, kita akan membahas lima, yaitu: (1) sekolah klasik, (2) sekolah perilaku, (3) sekolah ilmu manajemen, (4) analisis sistem, dan (5) manajemen berdasarkan hasil.

 Sekolah klasik (Classical School)

Sekolah klasik berawal dengan adanya formasi perusahaan-perusahaan besar. Teori klasik mendefinisikan manajemen menurut tugas yang dilakukan oleh para manajer. Sekolah klasik telah memberikan saran tentang fungsi-fungsi manajemen primer, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

 Sekolah Perilaku (Behavioral School)

Sekolah perilaku yang juga disebut leadership, human relations, atau behavioral sciences school of management, telah menjadi populer dalam tahun 1950-an. Sekolah ini memusatkan perhatian pada aspek kemanusiaan dari manajemen dan menekankan kebutuhan bagi para manajer untuk memahami manusia. Sekolah perilaku tersebut menarik beberapa disiplin seperti psikologi dan sosiologi sebagai bagian dari latar belakang pendidikan manajer.

 Sekolah Ilmu Manajemen (Management Science School)

Model-model matematis digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah operasional perencanaan dan pengendalian. Model merupakan wakil dari realitas. Ilmu manajemen merupakan suatu pendekatan kuantitatif yang memberikan alat untuk menyelesaikan masalah-masalah bisnis.

 Analisis Sistem

Analisis sistem menawarkan suatu alat untuk melihat kegiatan intern dan ekstern dari perusahaan. Analisis sistem ini berkaitan dengan masalah-masalah yang melibatkan semua komponen secara bersama-sama. Sistem adalah suatu unit yang dibentuk dari dua atau lebih bagian-bagian independen yang berinteraksi untuk membentuk sebuah organisme fungsi. Analisis sistem merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah bisnis dengan mengidentifikasi bagian-bagian utama dari suatu masalah dan hubungan mereka.

 Manajemen Hasil

Sejak pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker di awal tahun 1950-an, manajemen hasil, atau manajemen berdasarkan sasaran (management by objectives/MBO) telah semakin populer. MBO adalah suatu program untuk meningkatkan motivasi dan pengendalian karyawan. Ini juga merupakan suatu falsafah manajemen yang menunjukan nilai tujuan pelaksanaan.
PERENCANAAN

Perencanaan merupakan fungsi terpenting di antara semua fungsi-fungsi manajemen yang ada. Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu daripada fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Ini merupakan salah satu sifat utama dari fungsi perencanaan. Adapun sifat-sifat yang lain dari fungsi perencanaan adalah : sumbangan terhadap tujuan serta efisiensi dari rencana itu sendiri.

 Bentuk-bentuk perencanaan

Seperti telah diuraikan di muka, bahwa perencanaan ditetapkan sekarang dan dilaksanakan serta digunakan untuk waktu yang akan datang. Dengan mendasarkan diri kepada pengertian ini, maka perencanaan memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut :

a. Tujuan (Objective)
Tujuan merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan, dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

b. Kebijakan (Policy)
Kebijakan adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.

c. Strategi
Strategi merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat. Perlunya diadakan penyesuaian ini disebabkan oleh adanya berbagai macam reaksi.

d. Prosedur
Prusedur merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Jadi prosedur ini lebih menitik-beratkan pada suatu tindakan.
e. Aturan (Rule)
Aturan adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur. Aturan-aturan yang saling berkaitan dapat dikelompokan menjadi satu golongan, disebut prosedur.

f. Program
Program merupakan campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran (budget),semuanya ini akan menciptakan suatu tindakan.

 Kegunaan Perencanaan

Dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, perencanaan adalah sangat penting sebab merupakan fungsi dasar bagi fungsi-fungsi tersebut. Adapun kegiatan dari perencanaan ini adalah:

a. Mengurangi Ketidakpastian serta Perubahan pada Waktu Mendatang
Waktu yang akan datang bersifat tidak statis, akan tetapi selalu bersifat dinamis dan berubah-ubah.

b. Mengarahkan Perhatian pada Tujuan
Perencanaan dibuat untuk digunakan sebagai penentu arah didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Memperingan Biaya
Dengan adanya perencanaan memungkinkan diadakan penghematan ongkos-ongkos, sebab semua kegiatan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

d. Merupakan Sarana untuk Mengadakan Pengawasan
Hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang sulit untuk diukur keefektifannya tanpa adanya perencanaan.

 Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan

a. Menetapkan Tujuan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan adalah menetapkan tujuan. Tujuan menggambarkan tentang apa yang diharapkan dapat dicapai setelah dibuatnya pola kerja (network) dari pada kebajikan, strategi, prosedur, aturan, anggaran dan program dan merupakan suatu titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan.

b. Menyusun Anggapan-anggapan (Premising)
Langkah kedua yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan adalah menciptakan, mencari kesesuaian penggunaan dan menyebarkan anggapan perencanaan. Langkah ini merupakan salah satu prinsip pokok dari pada perencanaan.
Anggapan-anggapan ini, disebut juga faktor-faktor lingkungan, dapat bersifat terawasi (anggapan yang berasal dari dalam perusahaan) dan dapat bersifat tidak terawasi (anggapan yang berasal dari luar perusahaan) atau dapat pula bersifat kuantitatif (dapat diperhitungkan dengan angka) dan kualitatif (tidak dapat diperhitungkan dengan angka).

c. Menentukan Berbagai Alternatif Tindakan
Banyak sekali cara dapat ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi semua cara yang ada belum tentu dapat digunakan, ada cara-cara yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan dan ada pula cara yang sudah sesuai.

d. Mengadakan Pernilaian terhadap Alternatif-alternatif Tindakan yang Sudah Dipilih
Meskipun pada langkah ketiga telah dilakukan pemilihan berbagai alternatif yang diperkirakan sesuai, belum tentu semuanya dapat dipakai. Dalam langkah keempat ini dilakukan usaha-usaha untuk mencari alternatif mana yang akan memberikan hasil maksimal dengan pengeluaran tertentu.

e. Mengambil Keputusan
Setelah diadakan pernilaian dengan mengadakan pembandingan serta pertimbangan-pertimbangan yang masak terhadap berbagai alternatif, barulah diambil keputusan tentang alternatif mana yang diharapkan dapat mencapai tujuan.

e. Menyusun Rencana Pendukung
Setelah langkah kelima dapat diselesaikan, boleh dikatakan langkah penyusunan perencanaan sudah selesai. Namun demikian sering terjadi bahwa dengan dibuatnya suatu perencanaan membutuhkan pula dukungan dari perencanaan yang lain.

 Perencanaan Merupakan proses Pendekatan yang Rasional

Dengan berbagai macam langkah yang telah dilakukan untuk menyusun suatu perencanaan, dapatlah dikatakan bahwa perencanaan merupakan suatu proses pendekatan yang Rasional dari suatu Perencanaan dengan menghubungkan antara waktu yang akan datang dan Kemajuan yang dapat dicapai tanpa mengabaikan berbagai anggapan kritis.

 Jangka Waktu Perencanaan

Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yakni:
a. Perencanaan jangka panjang
b. Perencanaan jangka menengah
c. Perencanaan jangka pendek
Perencanaan pembangunan dua puluh lima tahun di indonesia yang dikenal dengan nama Era Pembangunan, merupakan salah satu contoh perencanaan jangka pendek. Era Pembangunan dua puluh lima tahun tersebut dapat dipecah-pecah lagi menjadi perencanaan jangka menengah, disebut Pembanguna Lima Tahun (PELITA). Pembangunan Lima Tahun dapat dipecah-pecahmenjadi perencanaan pembangunan tahunan; digolongkan ke dalam perencanaan jangka pendek.


 Faktor-faktor yang Membatasi Perencanaan

Seperti telah dikemukakan di muka bahwa perencanaan mempunyai sifat keutamaan dan bersifat luas; ini berarti bahwa perencanaan itu baik. Selain kebaikan-kebaikan, perencanaan juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Adanya kelemahan-kelemahan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempunyai sifat membatasi perencanaan .
Faktor-faktor tersebut ialah :

a. Sulitnya Mencari Anggapan Secara Teliti
Kesulitan mencari anggapan secara teliti merupakan salah satu faktor yang membatasi perencanaan. Keadaan mendatang yang penuh dengan ketidak-pastian sulit untuk diramalkan secara pasti dan tepat. Karena keadaan mendatang sifatnya tidak pasti dan perlu diketahui, maka untuk itu dapatlah dibuat suatu peramalan (forecasting) dengan mengikut-sertakan beberapa anggapan.

b. Perubahan yang Sangat Cepat
Suatu keadaan yang bersifat dinamis dapat dikatakan baik. Akan tetapi, jika perubahan yang terjadi terlalu cepat, maka dapat menimbulkan berbagai kesulitan dalam menyusun suatu perencanaan. Perubahan yang terlalu cepat mungkin tidak dapat diduga sebelumnya walaupun sudah diadakan peramalan. Jadi, perubahan yang sangat cepat dapat membatasi perencanaan.

c. Kekakuan Internal
Kekakuan internal merupakan kekakuan yang tercipta dan berasal dari dalam organisasi/perusahaan; dapat berupa : (1) kekakuan psikhologis, (2) kekakuan karena adanya prosedur dan kebijakan dan (3) kekakuan sumber daya dan dana.

• Kekakuan Psikhologis
Kadang-kadang orang kalau sudah mempunyai suatu pendapat sulit untuk diubah, demikian pula cara berfikirnya. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa keadaan itu bersifat tidak statis, akan tetapi dinamis yang menuntut pula cara berfikir secara dinamis.

• Kekakuan Karena Adanya Prosedur dan Kebijakan
Sekali prosedur dan kebijakan ini dibuat dan dapat diterima oleh orang banyak, maka sulitlah untuk diubah. Ini disebabkan karena adanya perubahan akan menuntut pula adanya penyesuaian. Sedangkan penyesuaian sangat mempengaruhi mereka secara psikhologis.

• Kekakuan Sumber Daya dan Dana
Sekali modal ditanamkan pada aktiva tetap, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan diwaktu mendatang menjadi sangat terbatas. Sedangkan investasi itu sendiri seharusnya merupakan anggapan perencanaan.

d. Kekakuan Eksternal
Kekakuan eksternal ini sangat sulit untuk dikendalikan dan diawasi oleh para manajer karena sangat berkaitan dengan masalah-masalah: sosial-politik, teknologi, kebudayaan, geografi, perekonomian dan sebagainya. Dengan demikian faktor tersebut sangat membatasi suatu perencanaan.

e. Waktu dan Biaya
Waktu yang harus dikeluarkan untuk menyusun suatu peramalan, menilai berbagai alternatif atau aspek-aspek lain dari perencanaan dapat dikatakan tidak terbatas. Namun kemampuan manusia untuk menggunakan waktu yang ada sangat terbatas.
Faktor biaya perlu juga diperhatikan dalam menyusun suatu perencanaan. Faktor biaya ini sangat berkaitan dengan waktu. Makin lama waktu yang dibutuhkan, makin besar pula biayanya. Demikian pula sebaliknya, jika waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama, biayanyapun akan lebih rendah.

 Pengambilan Keputusan

a. Syarat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya pemilihan tindakan yang rasional. Untuk bertindak ataupun mengambil keputusan secara rasional tersebut membutuhkan beberapa syarat, antara lain:
• Harus berusaha untuk dapat mencapai suatu tujuan yang tidak terpenuhi tanpa melalui tindakan yang positif.
• Harus dapat mengetahui dengan jelas tentang tujuan-tujuan manakah yang dapat dicapai beserta segala kekurangannya.
• Harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan analisis dan penilaian berbagai alternatif sesuai dengan tuntutan-tuntutan untuk mencapai tujuan.
• Harus bersikap optimis dan mempunyai kemauan yang kuat untuk memilih alternatif yang paling baik.

b. Alat Pengambilan Keputusan
Untuk mengambil keputusan yang rasional perlu digunakan alat-alat seperti: (1) operation research, (2) teori probabilitas, (3) linear programmering. Selain ketiga macam alat pengambilan keputusan diatas, masih terdapat beberapa teknik yang dipakai untuk memperbaiki kualitas pengambilan keputusan pada keadaan yang sifatnya tidak pasti, tetapi masih berada didalam batas-batas kewajaran. Alat-alat tersebut adalah:

• Analisa Risiko
Setiap keputusan yang diambil dapat didasarkan pada interaksi beberapa variabel kritis, beberapa diantaranya merupakan unsur ketidak-pastian, dan sebagian yang lain mungkin memiliki tingkat probabilitas yang tinggi. Dengan demikian pertimbangan untuk memasarkan produk baru ke pasar misalnya, tergantung kepada beberapa variabel kritis berikut:
- biaya pengenalan,
- biaya produksi,
- investasi modal yang dibutuhkan,
- harga, dan
- market share yang dapat dicapai

• Pohon Keputusan (Decision Tree)
Cara lain yang dapat ditempuh untuk menganalisis keputusan adalah dengan jalan melihat berbagai kemungkinan arah yang dapat diambil dari berbagai jenis keputusan. Masalah ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi waktu yang akan datang. Jadi, suatu keputusan yang diambil dapat menimbulkan berbagai akibat dan kemungkinan.

PENGORGANISASIAN

 Pengertian

Setiap organisasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu: personalia, fungsi dan faktor-faktor fisik, yang kesemuanya ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ditinjau dari segi prosesnya, pengorganisasian merupakan usaha untuk menyusun komponen-komponen pokok sedemikian rupa, sehingga dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Dengan demikian fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses menciptakan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan. Hubungan-hubungan yang timbul didalam organisasi dapat berbentuk: hubungan informal dan hubungan formal.

a. Hubungan Informal
Hubungan informal ini lebih banyak menyangkut hubungan manusiawi. Termasuk hubungan informal ini antara lain: hubungan-hubungan yang timbulnya tidak sengaja, hubungan-hubungan diluar tugas / pekerjaannya, dan hubungan-hubungan lain bersifat tidak resmi.

b. Hubungan Formal
Hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang dilakukan dengan sengaja. Secara resmi, hubungan formal ini ditunjukkan didalam bagan organisasi, pedoman organisasi atau deskripsi jabatan yang ada. Dalam hubungan formal terdapat tiga hubungan dasar yaitu:
1. Tanggung Jawab
Yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah kewajiban-kewajiban bagi individu untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara sebaik mungkin menurut kemampuan serta pengarahan yang diterima. Cara penentuan tanggung jawab secara formal ini dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan azas kesamaan.
2. Wewenang
Yang dimaksud dengan wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan oleh seseorang, juga merupakan hak untuk meminta kepada orang lain melakukan sesuatu. Agar tugas-tugas yang dilakukan efisien, maka wewenang yang dimiliki seseorang harus seimbang dengan tanggung jawabnya.
3. Pertanggung-jawaban
Aliran pertanggung-jawaban ini merupakan kebalikan dari arus wewenang. Kalau wewenang berasal dari pimpinan, artinya mengalir dari atas ke bawah, maka pertanggung-jawaban ini berasal dari bawahan (mengalir dari bawah ke atas). Jadi, pertanggung-jawaban merupakan hasil pekerjaan yang telah dicapai dimana hasil pekerjaan tersebut harus dilaporkan kepada pihak yang berwenang.

 Pola Hubungan antar Komponen Organisasi

Semua tugas-tugas yang dijalankan diorganisir untuk mencapai tujuan, dalam mana tujuan tersebut merupakan titik tolak proses pengorganisasian. Jadi penentuan tugas-tugas yang hendak dijalankan haruslah didasarkan pada suatu tujuan. Jika tidak terdapat pembagian tanggung jawab secara jelas, maka tugas-tugas / fungsi sulit untuk dilaksanakan atau dapat pula terjadi adanya kesimpang-siuran dalam pelaksanaan. Sedangkan tanggung jawab itu sendiri tidak dapat dibebankan pada masing-masing pelaksana bilamana tidak disertai adanya hak-hak untuk melaksanakan (berupa wewenang).
Jadi, antara tujuan, fungsi, tanggung jawab, wewenang serta pertanggung-jawaban mempunyai hubungan yang erat, dan berkaitan satu dengan yang lainnya.

 Rentangan Kekuasaan

Munculnya rentangan kekuasaan ini disebabkan oleh adanya keterbatasan pada kemampuan seseorang. Dalam setiap organisasi, rentangan kekuasaan ini harus ditetapkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh seseorang dapat memimpin dan mengatur sejumlah bawahan dengan efektif serta efisien. Jadi, ke efektifan dan efisiensi seorang pimpinan dalam mengatur bawahan banyak dipengaruhi oleh jumlah bawahan itu sendiri. Banyak sedikitnya frekuensi hubungan antara pimpinan dengan bawahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Latihan dari Bawahan
Bawahan yang mendapatkan latihan sempurna akan mengurangi frekuensi hubungan dengan pimpinannya. Makin sempurnanya latihan yang diberikan kepada bawahan, makin mudah pula bagi bawahan tersebut untuk memahaminya.

b. Pendelegasian Wewenang
Organisasi yang kurang teratur dapat memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap frekuensi hubungan antara pimpinan dan bawahan. Kejelekan-kejelekan dari sebuah organisasi akan terlihat pada kurang jelasnya pendelegasian wewenang yang ada. Ketidak-jelasan ini dapat menimbulkan adanya berbagai pertanyaan.

c. Perencanaan
Dalam hal ini penyusunan perencanaan, kerja perencanaan, wewenang dari pelaksana dan sejauh mana para pelaksana dapat memahaminya, sangat mempengaruhi hubungan mereka dengan pimpinan. Bilamana semuanya ini berada dalam keadaan yang baik, maka tidak akan terjadi hubungan yang terlalu banyak antara bawahan dengan pimpinan.

d. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi yang baik akan mempengaruhi pula rentangan kekuasaan yang ada. Bilamana teknik komunikasi yang baik dalam hubungannya dengan pemberian perintah dan pengarahan sudah dilakukan oleh pimpinan, maka beban pimpinan tersebut akan berkurang.

 Dasar-dasar Penggolongan Bagian Di Dalam Organisasi

Kesempatan untuk berkembang bagi suatu organisasi tetap ada, yaitu dengan mengadakan pengelompokan kegiatan atau aktifitas serta tenaga kerja ke dalam bagian-bagian. Pengelompokan menjadi bagian-bagian didalam sebuah organisasi dapat didasarkan pada beberapa faktor berikut ini:

a. Didasarkan pada Suatu Angka
Dasar penggolongan dengan menggunakan angka ini biasanya terdapat dibidang kemiliteran.

b. Didasarkan pada Waktu
Dasar waktu untuk mengadakan pengelompokan biasa dipakai dalam pelaksanaan tugas-tugas dipabrik.

c. Didasarkan pada Fungsi Perusahaan
Dalam hal ini, masing-masing karyawan yang berada di Bagian Produksi tidak perlu menjalankan aktivitas-aktivitas yang menjadi tanggung jawab Bagian Keuangan dan Pemasaran.

d. Didasarkan pada Luas Daerah Operasi
Sebuah perusahaan yang memiliki daerah operasi sangat luas, dapat mendirikan cabang-cabang di beberapa daerah. Penggolongan ini juga dimaksudkan untuk menampung jumlah aktivitas yang terlalu besar.

e. Didasarkan pada Jenis Barang yang Dihasilkan
Perusahaan-perusahaan yang membuat beberapa macam barang dapat mengelompokkan aktivitas dan tenaga kerjanya menurut macam barangnya, karena masing-masing jenis barang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, juga memerlukan kemampuan teknis yang berbeda pula.

f. Didasarkan pada Jenis Langganan
Tidak selalu setiap perusahaan memiliki jenis langganan konsumen rumah tangga dan pedagang saja, sedangkan perusahaan yang lain memiliki jenis langganan yang lain pula.

 Karakteristik Struktur Organisasi

Bentuk-bentuk struktur organisasi seperti garis, garis dan staf, fungsional serta komite mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Namun demikian setiap bentuk struktur organisasi yang baik harus memiliki dua karakteristik dasar, yaitu:

a. Keseimbangan dalam Organisasi
Keseimbangan dalam organisasi ini sangat penting mengingat adanya beberapa bagian didalamnya.

b. Fleksibilitas
Fleksibilitas merupakan kemampuan dari struktur organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap semua perubahan-perubahan yang terjadi.

PENGARAHAN

 Prinsip-prinsip Pengarahan

Pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:

a. Prinsip Mengarah Kepada Tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.

b. Prinsip Keharmonisan Dengan Tujuan
Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedangkan kebutuhan akan terpenuhi bilamana mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Prinsip Kesatuan Komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan.

 Cara-cara Pengarahan

a. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Informasi yang diberikan didalam orientasi dapat berupa antara lain:
1) Tugas itu sendiri
2) Tugas lain yang ada hubungannya
3) Ruang lingkup tugas
4) Tujuan dari tugas
5) Delegasi wewenang
6) Cara melaporkan dan mengukur prestasi kerja
7) Hubungan antara masing-masing tenaga kerja
8) Dan sebagainya

b. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Adapun perintah yang diberikan kepada bawahan dapat berupa:
• Perintah Umum dan Khusus
Perintah umum mempunyai sifat yang luas sedangkan perintah khusus bersifat lebih menditail.
• Perintah Lisan dan Informal
Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung risiko lebih besar.
• Perintah Formal dan Informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas / aktivitas yang telah ditetapkan didalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.

c. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.

 Komunikasi

Ada beberapa pendapat tentang komunikasi, antara lain dikemukakan oleh American Training Director, Newman, dan Kontz. Dari definisi-definisi tentang komunikasi dapat diambil kesimpulan, bahwa:
a. Didalam komunikasi terdapat hubungan antara orang dengan orang, orang dengan lembaga dan sebaliknya.
b. Hubungan yang timbul didalam komunikasi itu digunakan untuk menyalurkan gagasan, pendapat atau informasi.
c. Komunikasi berguna untuk menciptakan hubungan yang serasi dan menciptakan saling pengertian.
d. Untuk mengadakan komunikasi, dapat digunakan kata-kata, surat, kode atau simbol.
Untuk maksud-maksud tersebut perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:

1) Komunikasi Harus Jelas
Komunikasi yang jelas dapat dilakukan bilamana dipakai bahasa yang baik, sehingga mudah dimengerti serta tidak disalah-tafsirkan oleh si penerima.

2) Prinsip Integritas
Komunikasi dapat digunakan untuk memupuk saling pengertian antara masing-masing individu sehingga dapat mencapai serta menjaga adanya suatu kerjasama yang baik.

3) Prinsip Penggunaan Organisasi Informal
Komunikasi yang efektif dapat dicapai bilamana digunakan organisasi informal sebagai pelengkap saluran organisasi formal yang ada. Komunikasi yang dilakukan oleh sebuah organisasi dapat bersifat ekstern dan dapat pula bersifat intern.

 Motivasi

Motivasi mempunyai dua macam bentuk, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.

a. Motivasi Positif
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu.

b. Motivasi Negatif
Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa. Motivasi diharapkan dapat menjadi dasar perangsang untuk meningkatkan kreativitas seseorang. Dalam hal ini, perlu diperhatikan masalah-masalah seperti berikut ini:
• Kreativitas dipandang sebagai dasar penentuan kualitas seseorang.
• Masalah kreativitas ini muncul bilamana seseorang menghadapi problema yang memerlukan pemecahan.

PENGKOORDINASIAN

Koordinasi yang baik dapat dilakukan jika masing-masing individu menyadari dan memahami akan tugas-tugas mereka. Meraka harus mengetahui bahwa sebenarnya tugas mereka sangat membantu pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

 Prinsip-prinsip Koordinasi

Dalam mengadakan koordinasi diperlukan suatu pegangan yang berupa prinsip-prinsip. Koordinasi antar bagian dan antar individu didalam organisasi akan dapat tercapai bilamana diikuti dengan tiga prinsip berikut:

a. Prinsip Kontak Langsung
Prinsip ini menyatakan bahwa koordinasi harus dicapai melalui hubungan antar manusia baik hubungan secara horizontal maupun vertikal.

b. Prinsip Penekanan pada Pentingnya Koordinasi
Kurang baiknya koordinasi yang ada dapat menimbulkan kesimpang-siuran didalam organisasi. Selain itu, koordinasi yang baru diadakan kemudian juga dapat menghambat jalannya organisasi.

c. Hubungan Timbal Balik diantara Faktor-faktor yang Ada
Masing-masing individu yang bekerja bersama-sama dalam kondisi pekerjaan tertentu, akan saling memberikan pengaruh antara yang satu dengan lainnya. Kondisi, tujuan dan macam pekerjaan yang sama memungkinkan bagi mereka untuk mengadakan hubungan scara rutin, baik didalam bagian maupun antar bagian.

 Pelaksanaan Fungsi Koordinasi

Fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan harus didukung oleh fungsi pengkoordinasian dan pengawasan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Semua fungsi ini merupakan tanggung jawab dari manajer. Untuk melaksanakan fungsi koordinasi, manajer dapat menempuh dua cara, yaitu:
a. Menjamin bahwa kondisi lingkungan dapat membantuuntuk memberikan fasilitas bagi terlaksananya koordinasi.
b. Memastikan apakah masing-masing individu sudah mengetahui prinsip-prinsip koordinasi.

PENGAWASAN

 Pengertian

Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam manajemen. Dengan pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan. Dapat pula menyangkut perubahan-perubahan besar, seperti :
a. Penyusunan kembali rencana baru
b. Menetapkan sasaran target baru
c. Perubahan struktur organisasi
d. Perbaikan cara-cara penerimaan pegawai
e. Dan sebagainya
Untuk mengadakan perubahan-perubahan tersebut, manajer perlu mempelajari rencana yang lampau agar diketahui kelemahan-kelemahannya, memastikan apa yang telah terjadi, mencari sebab-sebabnya.

 Langkah-langkah pengawasan

Pengawasan perlu dilakukan pada tahap demi tahap agar penyimpangan yang terjadi dapat segera diperbaiki. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan adalah :

a. Menciptakan standard
Standard merupakan suatu krtiteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang sudah dilakukan. Standard kuantitatif merupakan suatu standard yang dinyatakan di dalam satuan-satuan tertentu. Sedangkan standard kuantitatif dapat berupa pendapat umum, langganan, buruh dan sebagainya.

b. Membandingkan kegiatan yang Dilakukan dengan Standard
Langkah kedua ini dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh adanya penyimpangan yang terjadi. Kecuali itu, langkah kedua ini dapat pula dipakai untuk mengetahui adanya gejala-gejala tentang semakin besarnya penyimpangan yang mungkin terjadi.

c. Melakukan Tindakan Koreksi
Langkah ketiga ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan segala kegiatan. Kebijaksanaan serta hasil kerja yang tidak sesuai dengan rencana atau standarnya. Urutan-urutan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam pengambilan tindakan koreksi ini adalah :
• Menghayati masalah-masalah yang dihadapi.
• Mencari kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasi atau memperbaiki adanya kesalahan.
• Mengadakan penilaian terhadap berbagai kemungkinan tersebut.
• Menentukan cara-cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat.

 Syarat-syarat Pengawasan yang Baik

Untuk menjalankan pengawasan dengan baik, diperlukan beberapa syarat, yakni :
a. Pengawasan harus mendukung Sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivitas).
b. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
c. Pengawasan harus mempunyai pandangan kedepan.
d. Pengawasan harus obyektif, teliti dan sesuai dengan standard yang digunakan.
e. Pengawasan harus luwes.
f. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
g. Pengawasan harus ekonomis.
h. Pengawasan harus mudah dimengerti.
i. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan/koreksi.

Minggu, 10 Oktober 2010

Lingkungan Perusahaan

www.gunadarma.ac.id
Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 1EB20

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN

Kondisi bisnis banyak berpengaruh pada kehidupan kita. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan mempunyai beberapa tanggung jawab pada kehidupan dan kesejahteraan manusia. Istilah tanggung jawab menunjukan pertimbangan manajemen tentang pengaruh-pengaruh sosial di samping juga pengaruh ekonomi dari keputusan-keputusannya. Ini berlaku bagi semua perusahaan tanpa memandang besar, lokasi, atau industrinya. Tanggung jawab sosial tersebut mencakup hal-hal seperti bidang kesehatan, informasi konsumen, praktek tanpa diskriminasi, dan pemeliharaan lingkungan fisik.

 Pengertian Lingkungan Perusahaan

Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan arti lingkungan secara luas mencakup semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan, dan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut adalah luas dan banyak ragamnya, termasuk aspek-aspek ekonomi, politik, sosial, etika-hukum, dan ekologi / fisik. Masing-masing faktor saling menunjang dan saling mempengaruhi.

Perusahaan dalam Masyarakat yang Pluralistik

Masyarakat pluratistik adalah kombinasi dari berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan. Dalam masyarakat pluralistik, terdapat banyak pusat kekuatan, masing-masing mempunyai sifat mandiri. Dalam hal ini, pluralisme mencerminkan usaha manusia untuk mempertemukan kebutuhan dan kepentingan dari berbagai organisasi.

Kesan Negatif Tentang Perusahaan

Kritik terhadap perusahaan tidak hanya terbatas pada pertimbangan ekonomi, moral, etika, dan politik saja tetapi juga menyangkut lingkungan fisik. Limbah kimia yang berbahaya bagi kehidupan dibuang begitu saja ke sungai. Polusi udara juga meningkat, bahkan belum lama ini di Jakarta telah ditemukan bahwa kandungan carbon monoxida dalam air hujan cukup banyak. Sehingga masyarakat Jakarta dianjurkan untuk tidak menggunakan air hujan sebagai air minum.

Usaha-usaha untuk Memperbaiki Kesan Negatif

Untuk memperbaiki adanya kesan-kesan negatif dari masyarakat terhadap perusahaan, tentunya perusahaan harus tidak menciptakan masalah-masalah yang negatif serta perlu melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat (humas) yang efektif. Saran dari pemerintah dan keluhan dari masyarakat harus diperhatikan. Kegiatan humas yang baik harus dapat menciptakan komunikasi dua arah yang serasi antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat, bukannya hanya ber-propaganda.

LINGKUNGAN FISIK, ENERGI DAN KONSERVASI

Dari masalah-masalah ekonomi dan sosial, salah satu masalah yang sangat sulit diatasi dan memerlukan biaya besar adalah yang berkaitan dengan lingkungan fisik. Semakin besarnya polusi udara, adanya pencemaran air tanah karena kondisi pemukiman yang berjubel, pembuangan limbah yang terlalu dekat dengan sumber air, serta pencemaran udara yang cukup hebat dengan banyak karbon. Pengembangan energi nuklir sebagai sumber tenaga di Indonesia yang sedang dalam penelitian harus diperhatikan secara seksama jika benar-benar akan dilaksanakan. Dampaknya dapat dirasakan dalam jangka waktu lama karena munculnya penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran tersebut.

 Ekologi

Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan kita sudah semakin menurun. Hal ini terutama disebabkan oleh kombinasi dari tiga faktor:
1. Semakin meningkatnya konsentrasi penduduk
2. Perkembangan teknologi baru
3. Semakin meningkatnya kemakmuran ekonomi

 Macam-macam Polusi

Polusi merupakan pengrusakan lingkungan alam di mana kita hidup dan bekerja. Air dan udara yang sebelumnya bersih, sekarang telah tercemar. Masing-masing jenis polusi berikut ini menjadi ancaman bagi lingkungan yang sehat.

Pencemaran Udara

Polusi udara ini menimbulkan dampak negatif yang biasanya dikaitkan dengan penyakit jantung dan pernapasan. Tetapi, dapat diduga bahwa pencemaran udara seperti ini berpengaruh negatif pada kesehatan badan setiap orang.

Pencemaran Air

Cukup banyak kasus pencemaran air di Indonesia yang berasal dari berbagai macam sumber, seperti lingkungan industri, pemukiman, dan lingkungan pertanian. Air yang mengandung bakteri-bakteri itu tidak baik bagi kesehatan badan jika diminum.

Pencemaran Sampah Awet

Di dunia ini hanya ada tiga macam tempat pembuangan sampah, yaitu bumi, air, dan angkasa. Sering sampah awet, seperti kaleng bekas, botol, karet dan plastik, sulit mendapatkan pembuangan, dimanapun tidak lekas larut dalam tanah. Namun demikian masih ada pihak-pihak yang ternyata sangat membantu dalam mengurangi sampah awet, yaitu para gelandangan pencari kaleng, botol, plastik yang mendapatkan hasil dengan menjualnya ke pabrik-pabrik pengolahan.

 Energi dan Konservasi

Di Indonesia sumber energi minyak bumi sudah lama digunakan disamping batu bara dan air. Kemudian muncul penggunaan gas alam yang juga dihasilkan didalam negeri, dan akhir-akhir ini sudah mulai dikembangkan penggunaan sumber energi matahari serta kemungkinan penggunaan tenaga nuklir. Dari sumber energi tersebut kiranya energi matahari dapat memberikan prospek penggunaan yang baik dimasa depan mengingat bahaya yang hampir tidak ada, biayanya murah dan bebas polusi. Sebagian besar penggunaan energi didunia saat ini masih bergantung pada minyak dan gas.

LINGKUNGAN PEREKONOMIAN DAN PERPAJAKAN

 Alasan-alasan bagi Meningkatnya Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah membiayai pengeluarannya dari hasil pemungutan pajak. Alasan-alasan bagi Pemerintah untuk menaikkan pajak adalah untuk membiayai pengeluaran yang semakin meningkat. Meningkatnya pengeluaran Pemerintah ini merupakan suatu tendensi yang mungkin menyebabkan naiknya laju pertumbuhan urbanisasi. Pertambahan penduduk dan permintaan masyarakat, serta pengeluaran biaya untuk pertahanan negara.
Adanya pertambahan penduduk dapat mengakibatkan pengeluaran Pemerintah lebih besar. Setiap periode pembangunan, pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan pertahanan juga semakin meningkat. Apabila Pemerintah dapat menekan pengeluaran ini, maka kebutuhan-kebutuhan lainnya akan lebih banyak terpenuhi.

 Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah

Apabila pengeluaran Pemerintah lebih besar dari penghasilannya, maka akan terjadi defisit ini dapatlah dilakukan peminjaman kepada bank-bank. Jumlah uang yang dipinjam dengan cara ini disebut utang negara. Tidak semua pajak yang dipungut oleh Pemerintah ditujukan untuk meningkatkan penghasilan, tetapi untuk melindungi kegiatan usaha dalam negeri terhadap persaingan harga. Ada beberapa macam pajak yang dikenakan oleh Pemerintah, antara lain:

a. Pajak Tidak langsung
Pajak tidak langsung dapat dikenakan atas barang-barang yang dibayar oleh importer, produsen dan pedagang besar. Besarnya pajak ini ditambahkan pada harga barang tersebut pada saat dijual kepada masyarakat. Pajak tersebut dinamakan pajak penghasilan (PPn). Macam pajak lain yang termasuk pajak tidak langsung adalah pajak penjualan impor, cukai, bea masuk, pajak ekspor, dan sebagainya.

b. Pajak Langsung
Pajak kekayaan adalah termasuk pajak langsung karena langsung dikenakan atau dipungut pada pembayaran pajak. Macam pajak antara lain yang digolongkan sebagai pajak langsung ini adalah pajak pendapatan (PPd), pajak perseroan (PPs), pajak dividen. Secara keseluruhan penerimaan Pemerintah dapat diperoleh dari:
• Penerimaan dalam negeri, meliputi: pajak langsung, pajak tidak langsung, penerimaan minyak dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak ini meliputi denda-denda, iuran, retribusi, hasil lelang, bagian laba Perusahaan Negara, dan sebagainya.
• Penerimaan pembangunan, meliputi: bantuan program dan bantuan proyek.
Sedangkan seluruh pengeluaran Pemerintah dapat dikelompokkan kedalam:
• Pengeluaran Rutin, antara lain berupa: belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom, bunga dan cicilan utang serta pengeluaran lain.
• Pengeluaran Pembangunan, antara lain meliputi: sektor-sektor pertanian dan pengairan, industri dan pertambangan, perhubungan dan pariwisata, pertahanan dan keamanan, dan sebagainya.

LINGKUNGAN HUKUM

Hukum yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan kedalam: (1) hukum publik dan (2) hukum privat.

 Hukum Publik
Hukum publik ini mengatur masalah-masalah yang menyangkut kepentingan dan keamanan umum disini meliputi: seseorang, sekelompok orang, masyarakat dan negara. Aturan-aturan hokum yang dapat dimasukkan sebagai hukum publik ini antara lain: hukum tata negara, hukum tata usaha dan hukum pidana.

 Hukum Privat
Hukum privat merupakan hukum yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan seseorang dan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Termasuk kedalam hukum privat adalah hukum perdata dan hukum dagang.

LINGKUNGAN PEMERINTAH

Hubungan antara perusahaan dan pemerintah telah berkembang dari usaha-usaha untuk menggali dan menggunakan sumber-sumber ekonomi, yang ditujukan untuk menciptakan kondisi perekonomian yang sehat. Hubungan ini menimbulkan berbagai macam kelompok kegiatan usaha dan akan berpengaruh terhadap perubahan sumber-sumber yang harus digunakan.

 Perhatian Pemerintah terhadap Kegiatan Usaha

Pemerintah telah memberikan bantuan dalam kehidupan perusahaan terutama berupa perlindungan atas kekayaan, pengadaan kontrak dan pemberian paten. Diharapkan bantuan ini dapat meningkatkan pembangunan. Keuntungan-keuntungan ekonomi juga merupakan alasan bagi pemerintah untuk memberikan bantuan, disamping alasan keamanan alasan-alasan lain.

a. Bantuan di Bidang Transportasi
Tidak sedikit bantuan Pemerintah dibidang transportasi. Hampir disetiap sektor pengangkutan, Pemerintah banyak memegang peranan. Usaha-usaha pemerintah melalui perusahaan-perusahaannya seperti Garuda Indonesia Airways (GIA) disektor angkutan udara, PELNI disektor angkutan laut dan DAMRI disektor angkutan darat telah mendorong usaha-usaha baru yang dilakukan oleh swasta, bahkan dapat menimbulkan daya saing yang lebih besar untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b. Bantuan pada Perusahaan-perusahaan Kecil
Bantuan kepada perusahaan-perusahaan kecil dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
• Bantuan finansial
• Bantuan pemberian kontrak, serta
• Bantuan teknik dan manajemen

c. Bantuan di Bidang Komunikasi
Bidang komunikasi yang meliputi kegiatan-kegiatan siaran radio, televisi, telepon dan sebagainya hampir seluruhnya dikuasai dan diatur oleh Pemerintah. Bidang komunikasi ini juga didukung dengan usaha-usaha pengembangan ruang angkasa seperti penggunaan satelit. Usaha-usaha semacam ini sangat mendorong majunya usaha dibidang komunikasi. Jadi pengaruh Pemerintah dibidang usaha adalah sangat besar.

LINGKUNGAN INTERNASIONAL

Lingkungan internasional ini merupakan suatu konsep keseluruhan yang luas meliputi kegiatan dan masalah perekonomian dunia. Keadaan perekonomian nasional menjadi saling terpengaruh dan saling tergantung pada masalah-masalah internasional.

 Neraca Pembayaran Internasional

Keadaan perekonomian internasional beberapa negara ditunjukkan dalam neraca pembayarannya. Suatu konsep penting yang berhubungan dengan neraca pembayaran adalah neraca perdagangan. Jika suatu negara mengekspor barang-barang melebihi impornya, keadaan ini menunjukkan neraca perdagangan yang menguntungkan. Jika impor lebih besar dari ekspornya, maka keadaan neraca perdagangan tidak menguntungkan.

 Perusahaan-perusahaan Multinasional (Multinational Corporation)

Perusahaan-perusahaan Multinasional kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang. Di Eropa telah terbentuk Pasaran Bersama Eropa (PBE). Selain di Eropa, perhimpunan negara-negara untuk bekerja sama dibidang ekonomi juga terdapat di Amerika Tengah dengan nama Central American Common Market (CACM), di Amerika Latin dengan nama Latin American Free Trade Association (LAFTA). Dalam ASEAN, Indonesia termasuk salah satu anggota selain Singapura, Malaysia, Philipina dan Muangthai, segera menyusul menjadi anggota adalah Brunei Darussalam.

 Kegiatan-kegiatan Multinational

Perusahaan-perusahaan Multinasional bertujuan memasarkan barang hasil produksinya tidak hanya ke satu negara saja, tetapi juga ke negara-negara lain. Perusahaan-perusahaan Multinasional beroperasi disuatu negara untuk mengembangkan pasarnya secara ekonomis dan berusaha memanfaatkan keadaan politik yang menguntungkan. Adanya perusahaan Multinasional dapat membantu untuk memperbaiki kondisi perekonomian dari satu negara terhadap negara yang lain.

 Ciri-ciri Perusahaan Multinasional

PBB dalam laporan tahunan 1973 mendefinisikan Perusahaan Multinasional sebagai suatu perusahaan yang kegiatan pokoknya meliputi usaha-usaha pengolahan / manufaktur atau pemberian jasa dalam sedikitnya dua negara. Dengan definisi ini maka Perusahaan Multinasional merupakan sumber dari penanaman modal asing langsung dan jumlahnya merupakan ukuran kegiatan perusahaan itu.

 Kebaikan dan Keburukan Perusahaan Multinasional

Berikut ini diuraikan kebaikan dan keburukan didirikannya Perusahaan multinasional bagi negara pengundang, terutama negara sedang berkembang.

a. Kebaikan Perusahaan Multinasional
• Menambah devisa negara melalui penanaman modal dibidang ekspor
• Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor disekitar industri
• Menambah pendapatan negara
• Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru
• Meningkatkan taraf hidup karyawan dengan memberikan gaji lebih tinggi
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi tenaga kerjanya
• Memodernisir industri
• Manambah arus barang karena meningkatnya produksi nasional
• Memperluas pasar faktor-faktor produksi dalam negeri
• Ikut mendukung pembangunan nasional

b. Keburukan Perusahaan Multinasional
• Makin banyaknya Perusahaan Multinasional yang didirikan dapat mempengaruhi kekuasaan ekonomi negara. Tetapi jika jumlahnya sedikit, maka arti kuantitatifnya tidak banyak
• Perusahaan-perusahaan Multinasional tersebut memperoleh hasil berupa:
- Keuntungan yang akan dialihkan ke luar negeri kepada pemegang sahamnya.
- Penyusunan / depresiasi
- Kebutuhan akan bahan baku dan barang modal harus didatangkan dari Luar Negeri yang dalam pelaksanaannya Pemerintah harus menyediakan fasiltasnya.
• Dapat merusak kehidupan politik dan ekonomi negara
• Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan memperbesar modal merupakan motif prusahaan-perusahaan Multinational.

 Lembaga-lembaga yang Membantu Perdagangan Internasional

Untuk menjual barang ke luar negeri atau mengimpor barang dari luar negeri, sering diperlukan adanya lembaga-lembaga perantara. Kegiatan mereka lebih memudahkan pelaksanaan ekspor atau impor tersebut. Perantara ini disebut middlemen, dibedakan ke dalam empat golongan.

a. Export and Import Commision House
Commission House merupakan wakil-wakil dari pembeli. Export Commission House menerima pesanan dari pembeli-pembeli diluar negeri. Sedangkan Import Commision House melakukan hal yang serupa bagi pembeli-pembeli didalam negeri.

b. Merchant Exporters and Importers
Tidak seperti Commission House, Merchant Exporters and Importers memperoleh penghasilan dari hasil keuntungan dalam perdagangan, jadi bukannya komisi.

c. Manufacture’s Export Agents
Exsport agents bertindak sebagai departemen / bagian ekspor dari sebuah perusahaan atau sekelompok perusahaan. Hubungan mereka dengan perusahaan biasanya bersifat permanen dan ditetapkan dengan suatu kontrak.

d. Export and Import Brokers
Makelar (broker) dalam kegiatan ekspor-impor berusaha mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama.

 Perkembangan Impor dan Ekspor Indonesia

Pada dasarnya barang-barang yang diekspor dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni barang-barang selain migas. Barang-barang yang termasuk kategori bukan minyak dikelompokkan lagi menjadi:
a. Golongan barang utama
b. Golongan barang lain
Impor yang dilakukan oleh Indonesia selama ini meliputi tiga macam golongan barang, yakni:
a. Barang konsumsi
b. Bahan baku dan penolong
c. Barang modal
Selain ketiga golongan barang tersebut, Indonesia juga mengimpor minyak dan gas untuk konsumsi didalam negeri.