Kepada anak sulung perempuan,
Di pundaknya ada banyak harapan dan tanggung jawab, sudah terlatih mentalnya bahkan sejak langkah kakinya masih goyah.
Jangan ragu menikahinya, dia penyayang dan pembela adiknya, mandiri, Keras sikapnya adalah caranya memberikan yang terbaik dalam hidupnya. Dan keras sifatnya hanya karena ingin membuktikan harapan orangtua dan orang terdekat yang disematkan padanya.
Ia sangat paham perjuangan orangtua, betapa keras orangtuanya menghadapi dunia, Maka ia sudah siap menemanimu berjuang menjadi seorang istri yang baik.
Kebijaksanaan yang ada dalam dirinya adalah bekal untuk menghadapi lika liku dalam pernikahan, sebagai istrimu, sebagai ibu dari anak anakmu kelak.
Menaklukkan dirinya mudah, Lembutkan cara bicaramu, jadilah pendengar yang baik, Beri ia ruang untuk bergerak dan melangkah.
Jika ia salah, ingatkan dia dengan ketulusan dan cinta. Egonya memang tinggi, orangnya memang cerewet. Tapi percayalah, Ketulusan dan kelembutanmu akan meluluhkannya.
Penuhi kebutuhannya, walaupun ia tidak pernah menuntut, Dia memang terbiasa mandiri.
Dia memang tidak banyak menuntut. Tapi sebagaimana wanita, ia juga ingin diperhatikan dan dimanja.
Daripada berpikir untuk mengalahkannya,
Lebih baik jalan bersama mengarungi biduk rumah tangga hingga mencapai pelabuhan akhir keabadian yang damai. Hidup berdua, saling bantu dan bekerjasama, jangan biarkan ia merasa sendirian.
Sekeras apapun hatinya, Akan tersentuh juga.
Apalagi perhatian, ketulusan dan kelembutan selalu ada untuknya.
Daripada berpikir untuk mengalahkannya,
Lebih baik jalan bersama mengarungi biduk rumah tangga hingga mencapai pelabuhan akhir keabadian yang damai. Hidup berdua, saling bantu dan bekerjasama, jangan biarkan ia merasa sendirian.
Sekeras apapun hatinya, Akan tersentuh juga.
Apalagi perhatian, ketulusan dan kelembutan selalu ada untuknya.