Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 4EB20
1.
Tanggung jawab
akuntan Keuangan dan Akuntan Manejemen
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan
suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang
ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada
banyak bidang yang dapat di pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir
tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu
bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah
organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan
putusan dan manajemen sumber daya yang tepat.
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang
berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang
saham, kreditor,pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam
akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi di mana aktiva adalah harta yang
dimiliki suatu perusahaan digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya untuk
menghasilkan pendapatan. Sedangkan modal yaitu selisih antara aktiva dikurang
hutang. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi
untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala
dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum
dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau
dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang
saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang merupakan aturan- aturan yang harus digunakan didalam
pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan
demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi
melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu
SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang
berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan
pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk,
perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi
akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu
Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi
yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan
pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja,
pengamanan asset.
Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan
proses identifikasi penyajian dan interpretasi atau penafsiran atas informasi
yang berguna untuk merumuskan strategi, proses perencanaan dan pengendalian,
pengambilan keputusan, optimalisasi keputusan, pengungkapan pemegang saham dan
pihak luar, pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan, dan perlindungan
atas aset organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting) berhubungan
dengan pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari beberapa alternatif
kebijakan atau tindakan dengan menggunakan data historis atau taksiran untuk
membantu pimpinan.
Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
prinsip akuntansi yang diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan
kemungkinan besar juga merupakan prisnsip pengukuran yang Releven dalam
akuntansi manajemen dan menggunakan sistem informasi operasi yang sama sebagai
bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya.
Etika
dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Akuntansi keuangan
merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya pada
kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal dan pihak
external. Sedangkan seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk:
1. Menyusun laporan keuangan dari perusahaan
secara integral, sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak
external perusahaan dalam pengambilan keputusan.
2. Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan
karakteristik kualitatif laporan keuangan IAI, 2004 yaitu dapat dipahami,
relevan materialistis, keandalan, dapat dibandingkan, kendala informasi yang
relevan dan handal, serta penyajian yang wajar.
Akuntansi
manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan
penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu
organisasidan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan
melakukan fungsi control. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan
manajemen, yaitu:
1. Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam
mengembangkan sistem perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan
memilih cara-cara yang tepat untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian
sasaran.
2. Pengevaluasian, mempertimbangkan
implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang diharapkan, serta
membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
3. Pengendalian, menjamin integritas informasi
finansial yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya,
memonitor dan mengukur prestasi, dan mengadakan tindakan koreksi yang
diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang diharapkan.
4. Menjamin pertanggungjawaban sumber,
mengimplementasikan suatu sistem pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut
dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas penggunaan sumber daya dan
pengukuran prestasi manajemen.
5. Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam
proses mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari pelaporan
eksternal.
2. Competence, Confidentiality, Integrity and
Objectivity of Management Accountant
Etika adalah perilaku yang
baik yang telah melekat pada diri manusia itu sendiri sebagai pendoman hidup,
baik dilakukan dalam kehidupan pribadi maupun social dimasyarakat. Etika sangat
lekat hubungannya denganadat istiadat dilingkungan masyarakat untuk dijadikan
suatu aturan bermasyarakat. Beberapa etika yang harus dilakoni,
diantaranya:
1. Competence (kompetensi)
2. Confidentiality
(kerahasiaan)
3. Integrity (integritas)
4. Objective of Management
Accountant (Tujuan dari Akuntansi Manajemen)
5. Whistle blowing (peluit
bertiup)
6. Creative Accounting
(Akuntansi kreatif)
7. Fraud (kecurangan)
8. Fraud auditing (kecurangan
auditor)
Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen:
Competence
(Kompetensi)
Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan
profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam
mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat
kompetensi profesional, melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum
dan menyediakan laporan yang lengkap dan transparan.
a) Pengetahuan
Profesional adalah menunjukkan
tingkat mahir keahlian profesional dalam pengetahuan akuntansi agar menjaga
tetap terkini dengan perkembangan dan tren. Pengetahuan dan kemampuan untuk
menggunakan teknologi informasi yang berlaku dan sistem untuk memenuhi
kebutuhan pekerjaan.
b) Keuangan
monitoring dan analisis adalah memantau dan mengumpulkan data untuk menilai
akurasi dan integritas kuat dalam menganalisis data yang bertujuan untuk
memastikan kepatuhan dengan standar yang berlaku dengan peraturan dan sistem
pengendalian internal, menafsirkan dan mengevaluasi hasil guna mempersiapkan
dokumentasi dan membuat laporan keuangan dan/atau presentasi.
c) Pengambilan
keputusan adalah penggunaan pendekatan yang efektif untuk memilih tindakan atau
mengembangkan solusi yang sesuai untuk mencapai kesimpulan, mengambil tindakan
yang konsisten dengan fakta-fakta yang tersedia.
d) Pengawasan
adalah menunjukkan sifat disiplin, menetapkan standar kinerja dan mengevaluasi
kinerja dari karyawan untuk mempertahankan tenaga kerja yang beragam untuk
mengelola dan memastikan kepatuhan dengan sumber daya manusia kebijakan dan
prosedur, memantau dan menilai pekerjaan dengan memberikan umpan balik,
memberikan teknis pengawasan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan karyawan; rencana dan dukungan karyawan di peluang pengembangan
karir.
e) Komunikasi
dan keterampilan interpersonal adalah menyampaikan informasi kepada perorangan
atau kelompok dengan memberikan presentasi yang cocok untuk karakteristik dan
kebutuhan penonton, menyampaikan informasi secara lisan atau secara tertulis
kepada individu atau kelompok untuk memastikan bahwa mereka mengerti informasi
dan pesan serta mendengarkan dan merespons dengan tepat kepada orang lain.
Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang efektif yang mendorong
keberhasilan organisasi.
Confidentiality
(Kerahasiaan)
Auditor
harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh
dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya, diantaranya meliputi menahan diri
supaya tidak menyingkap informasi rahasia, menginformasikan pada bawahan
(subordinat) dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri dari
penggunaan informasi rahasia yang diperoleh. Kerahasian harus terdefinisi
dengan baik, dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi harus diterapkan
secara berhati-hati, khususnya untuk komputer yang bersifat standalone atau tidak terhubung ke
jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan adalah pengidentifikasian atau
otentikasi terhadap user. Identifikasi
positif dari setiap user sangat penting untuk memastikan efektivitas dari
kebijakan yang menentukan siapa saja yang berhak untuk mengakses data tertentu.
Contoh: Access Control Models sangat
berfungsi dalam menentukan jenis kontrol akses yang diperlukan dalam mendukung
kebijakan keamanan. Model akses kontrol ini menyediakan view konseptual dari kebijakan
keamanan. Hal ini akan mengijinkan kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan
dan petunjuk dari kebijakan keamanan anda terhadap event yang spesifik. Proses dari pemetaan ini memungkinkan
terbentuknya definisi formal dan spesifikasi yang diperlukan dalam melakukan
kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access
control model memungkinkan untuk memilah kebijakan keamanan yang
kompleks menjadi langkah–langkah keamanan yang lebih sederhana dan terkontrol.
Beberapa model yang berbeda sudah dibangun sampai dengan tahun ini. Kita akan
membahas beberapa model yang dianggap unik pada bagian-bagian selanjutnya.
Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan melakukan kombinasi dari beberapa access control models.
Integrity (Kejujuran)
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat
dipercaya dalam hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik
kepentingan yang tersirat maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang
akan menghambat kemampuan, menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan
mempengaruhi segala macam tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan
mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas, mengkomunikasikan informasi yang
baik maupun tidak baik, menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau membantu
kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi. Integritas (integrity) adalah perlindungan
terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi, baik secara
sengaja maupun secara tidak sengaja. Seperti
halnya kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang tidak terotorisasi,
download file tanpa proteksi, LAN, dan programprogram terlarang. (contohnya : trojan horse dan virus), karena setiap
ancaman tersebut memungkinkan
terjadinya perubahan yang tidak terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai contoh, user yang
berhak mengakses sistem secara tidak sengaja maupun secara sengaja dapat merusak data dan program, apabila
aktivitas mereka didalam sistem
tidak dikendalikan secara baik.
Contoh untuk melindungi dari
ancaman terhadap integritas:
a)
Memberikan akses
dalam kerangka need-to-know basis
b)
Pemisahan
tugas(separation of duties)
c)
Rotasi tugas
Objectivity of
Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen)
Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian
profesionalnya karenadisebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh
orang lain, seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan
mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan. Tujuan dari Akuntansi Manajemen
atau dalam bahasa inggris (Objective
of Mangjement Accountant). Seelum kita membahas tentang Akuntansi
Manajemen. Akuntansi manajemen adalah profesi yang melibatkan bermitra dalam
keputusan manajemen membuat, merancang perencanaan dan kinerja sistem
manajemen, dan menyediakan keahlian dalam melalui laporan keuangan dan kontrol
untuk membantu manajemen dalam perumusan dan implementasi strategi organisasi
Contoh dan Tujuan dari praktek Akuntansi Manajemen
meluas ke tiga bidang oleh American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) berikut:
1. Manajemen strategis untuk memajukan peran akuntan
manajemen sebagai mitra strategis dalam organisasi.
2. Manajemen kinerja untuk mengembangkan praktek
pengambilan keputusan bisnis dan mengelola kinerja organisasi.
3. Manajemen risiko untuk berkontribusi untuk kerangka
kerja dan praktek untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan melaporkan
risiko untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Whistle
Blowing
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang karyawan untuk membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh
perusahaan atau atasannya kepada pihak lain, berkaitan dengan kecurangan yang
merugikan perusahaan sendiri maupun pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral.
Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan.
Pihak yang dilaporkan ini bisa saja atasan yang lebih tinggi ataupun masyarakat
luas. Rahasia perusahaan adalah sesuatu
yang konfidensial dan memang harus dirahasiakan, dan pada umumnya tidak
menyangkut efek yang merugikan bagi pihak lain, entah itu masyarakat atau
perusahaan lain. Whistle blowing menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan perusahaan
sendiri maupun pihak lain, apabila dibongkar atau disebarluaskan akan
merugikan perusahaan, paling minimal
merusak nama baik perusahaan tersebut. Whistle bowing dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Whistle Blowing internal, yaitu kecurangan dilaporkan
kepada pimpinan perusahaan tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap
netral dan bijak, loyalitas moral bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas,
kedudukan, melainkan pada nilai moral: keadilan, ketulusan, kejujuran, dan dengan
demikian bukan karyawan yang harus selalu loyal dan setia pada pemimpin
melainkan sejauh mana pimpinan atau perusahaan bertindak sesuai moral. Whistle
blowing internal terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang
dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya. Hal ini terjadi ketika seorang atau beberapa orang
karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala
bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang
lebih tinggi, Contohnya: Kecurangan yang dilakukan karyawan lain dalam
memanipulasi laporan keuangan perusahaan demi kepentingan pribadi. Motivasi
utama dari whistle blowing ini adalah: demi
mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut, karena hal tersebut sangat sensitif maka untuk mengamankan
posisinya, karyawan
pelapor perlu melakukan beberapa langkah pencegahan, antara lain:
a. Mencari cara yang
paling cocok dalam
penyampaian tanpa
harus menyinggung perasaan sesama
karyawan atau atasan yang
ditegur.
b. Anda perlu mencari dan mengumpulkan data
sebanyak mungkin sebagai pegangan konkret untuk menguatkan posisinya, kalau
perlu disertai dengan saksi-saksi kuat.
2. Whistle Blowing eksternal, yaitu membocorkan kecurangan
perusahaan kepada pihak luar seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan
masyarakat, motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang,
yang perlu diperhatikan adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan
kecurangan terebut ke masyarakat, untuk membangun iklim bisnis yang baik dan
etis memang dibutuhkan perangkat legal yang adil dan baik. Whistle blowing
eksternal Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan
oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu
akan merugikan masyarakat. Whistle Blowing ini
menyangkut kasus dimana seorang pekerja mengetahui kecurangan yang dilakukan
perusahaannnya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena dia tahu bahwa
kecurangan itu akan merugikan masyarakat, adanya pembuangan limbah yang
dilakukan perusahaan atau pabrik ke pemukiman masyarakat, sehingga membahayakan
kesehatan warga. Motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi masyarakat
atau konsumen. Pekerja ini mempunyai motivasi moral untuk membela kepentingan
konsumen karena dia sadar semua konsumen adalah manusia yang sama dengan
dirinya dan karena itu tidak boleh dirugikan hanya demi memperoleh keuntungan.
Contoh Kasus : Kasus Mulyana W Kusuma tahun 2004.
Menjabat sebagai sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang
saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic
pemilu. Dalam kasus ini ICW melaporkan tindakan Mulyana W Kusuma kepada Majelis
Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya
dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi
akuntan.
4. Creative Accounting
Creative Accounting adalah semua proses dimana
beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk
di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi
pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di
dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan (sepengetahuan saya
jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses creative
accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan profesi),
pemerintah, asosiasi industri, dll. Creative Accounting adalah praktek
akuntansi yang mengikuti peraturan dan undang-undang yang diperlukan, tetapi
menyimpang dari standar apa yang mereka berniat untuk menyelesaikan. Akuntansi
kreatif memanfaatkan pada celah di standar akuntansi untuk memerankan palsu
citra yang lebih baik perusahaan. Semua proses dimana beberapa pihak
menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya
standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan.
Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian
laporan keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih
penggunaan metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu
transasksi dalam suatu periode ke periode yang lain). Di dalam creative
accounting ada pendapat yang mengatakan creative accounting di bagi dua jenis,
yaitu yang legal dan illegal. Maksud dari legal di sini adalah yang sesuai
dengan perundang-undangan atau sesuai peraturan yang berlaku, sedangkan yang
illegal adalah yang menyalahi peraturan atau perundang-undangan ayang berlaku. Watt
dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer dalam bereaksi terhadap
pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3 buah hipotesis :
1. Bonus Plan Hyphotesis
Perilaku dari seorang manajer sering kali dipengaruhi
dengan pola bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer
untuk mealkaukan creative accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian
besaran bonus yang tergantung dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik
perusahaan umumnya menetapkan batas bawah, sebagai batas terendah untuk
mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti ini, para manajer akan berusaha
menaikkan laba menuju batas minimal ini. Jika sang pemilik juga menetapkan bats
atas atas laba yang dihasilkan, maka manajer akan berusaha mengurangi laba
sampai batas atas dan mentransfer data tersebut pada periode yang akan dating.
Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati batas atas tersebut, manajer
tidak akan mendapatkan bonus lagi.
2. Debt Convenant Hyphotesis
Merupakan sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana
manajer menyikasi perjanjian hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya
pelanggaran atas perjanjian hutang yang jatuh tempo, akan berupaya
menghindarinya degan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan
dirinya.
3. Political Cost Hyphotesis
Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba
perusahan lebih rendah lewat proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh
jika laba meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan aba tersebut
sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji.
Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih.
Istilah creative menggambarkan suatu kemampuan
berfikir dan menciptakan ide yang berbeda daripada yang biasa dilakukan, juga
dapat dikatakan mampu berfikir diluar kotak (out-of-the box). Jaman sekarang
diprofesi apapun kita berada senantiasa dituntut untuk selalucreative. Namun
pada saat kita mendengar istilah ‘creative accounting’, seperti sesuatu hal
yang kurang ‘etis’. Beberapa pihak menafsirkan negative, dan berpandangan
skeptis serta tidak menyetujui, namun beberapa melihat dengan pandangan netral
tanpa memihak. Menurut Susiawan (2003) creative accounting adalah aktifitas
badan usaha untuk memanfaatkan teknik dan kebijakan akuntansi guna mendapatkan
hasil yang diinginkan, seperti penyajian nilai laba atau asset yang lebih
tinggi atau lebih rendah tergantung motivasi mereka melakukannya. Menurut
Myddelton (2009), akuntan yang dianggap kreatif adalah akuntan yang dapat
menginterpretasikan grey area standar akuntansi untuk mendapatkan manfaat atau
keuntungan dari interpretasi tersebut. Akuntansi dengan standar yang berlaku,
adalah alat yang digunakan manajemen (dengan bantuan akuntan) untuk menyajikan
laporan keuangan. Praktek akuntansi tentunya tidak terlepas dari kebijakan
manajemen dalam memilih metode yang sesuai dan diperbolehkan. Kebijakan dan
metode yang dipilih dipengaruhi oleh kemampuan interpretasi standar akuntansi,
dan kepentingan manajemen sendiri. Standar akuntansi mengharuskan adanya
pengungkapan (dislosure) atas praktek dan kebijakan akuntansi yang dipilih, dan
diterapkan. Dalam proses penyajian laporan keuangan, potensial sekali
terjadinya ‘asimetri informasi’ atau aliran informasi yang tidak seimbang
antara penyaji (manajemen) dan penerima informasi (investor dan kreditor). Dalam
hal ini yang memiliki informasi lebih banyak (manajemen) “diduga” potensial
memanfaatkannya informasi yang dimiliki untuk mengambil keuntungan maksimal. Pelaku
“creative accounting” sering juga dipandang sebagai opportunis. Dalam teori keagenan
(agency theory) dijelaskan, adanya kontrak antara pemegang saham (principal)
dengan manajer sebagai pengelola perusahaan (agent), dimana manajer bertanggung
jawab memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham, namun disisi lain manajer
juga mempunyai kepentingan pribadi mengoptimalkan kesejahteraan mereka sendiri
melalui tercapainya bonus yang dijanjikan pemegang saham. Beberapa studi
empiris tentang prilaku yang memotivasi individu atau badan usaha melakukan
‘creative accounting’ adalah: Motivasi bonus, motivasi hutang, motivasi pajak,
motivasi penjualan saham, motivasi pergantian direksi serta motivasi politis. Menurut
Velasques (2002) salah satu karakteristik utama standar moral untuk menentukan
etis atau tidaknya suatu perbuatan adalah perbuatan tersebut tidak merugikan
orang lain. Cara pandang seseorang dan pengalaman hidup seseoranglah yang akan
berpengaruh terhadap etis tidaknya suatu perbuatan. Sehingga acuan terbaik dari
“creative accounting” atau “earning management” adalah Standar moral dan etika.
Pengungkapan atau discolusre yang memadai adalah sebuah media yang diharuskan
standar akuntansi, agar manajemen dapat menjelaskan kebijakan dan praktek
akuntansi yang dipilih.
Dua jenis pengungkapan yang dapat diberikan dalam
laporan keuangan yaitu:
a. Mandatory disclosure (pengungkapan wajib)
b. Voluntary discolure (pengungkapan sukarela)
Tentunya jika manajemen dapat menggunakan media
disclosure ini dalam menjelaskan kebijakan dan praktek akuntansi yang dilakukan
sehingga para pengguna paham dan dapat menilai motivasi dibelakangnya, dan
tidak merasa dirugikan, sehingga kebijakan tersebut dapat dikatakan legal dan
etis.
Contoh kasus (Legal) :
Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam
metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih
besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi
Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis
terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak
memungkinkan atau tidak praktis.
FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati
parallel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang
dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang
tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan
kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO
memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak.
Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh
kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang
kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO
hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih
untuk tidak menggunakan LIFO.
5.Fraud Accounting
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk
menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan
fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana,
fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu,
menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah
merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak
wajar untuk kepentingan dirinya.
Salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan
keuangan
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan
karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji
yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan
istilah irregularities (ketidakberesan).
Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa :
Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen
pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan dalam
salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi
penting dari laporan keuangan.
Salah
saji yang berupa penyalahgunaan aktiva
Kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan
karyawan (employee fraud).
Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva
perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umumnya
dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena
melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta
pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah :
a) Penggelapan terhadap penerimaan kas.
b) Pencurian aktiva perusahaan.
c) Mark-up harga
d) Transaksi “tidak resmi”.
Kecurangan
(Fraud) sebagai suatu tindak
kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan
salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang
lebih sederhana, fraud adalah
penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan
mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan
perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan
dirinya. Fraud dapat dilakukan
oleh seseorang dari dalam maupun dari luar perusahaan. Fraud umumnya dilakukan oleh orang dalam perusahaan (internal fraud) yang mengetahui
kebijakan dan prosedur perusahaan. Mengingat adanya pengendalian (control) yang diterapkan secara ketat
oleh hampir semua perusahaan untuk menjaga asetnya, membuat pihak luar sukar
untuk melakukan pencurian. Internal
fraud terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu Employee fraud yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok orang untuk memperoleh keuntungan finansial
pribadi maupun kelompok dan Fraudulent
financial reporting.
· Proses, unsur dan faktor pemicu fraud
Proses
fraud biasanya terdiri dari 3 macam, yaitu pencurian (theft) dari sesuatu yang berharga (cash, inventory, tools, supplies, equipment atau data), konversi
(conversion) asset yang dicuri
kedalam cash dan pengelabuhan
atau penutupan (concealment)
tindakan kriminal agar tidak dapat terdeteksi.
Unsur-unsur
fraud antara lain sekurang-kurangnya melibatkan dua pihak (collussion), tindakan
penggelapan/penghilangan atau false
representation dilakukan dengan sengaja, menimbulkan kerugian nyata atau
potensial atas tindakan pelaku fraud. Meskipun perusahaan secara hukum dapat
menuntut pelaku fraud, ternyata tidak mudah usaha untuk menangkap para
pelaku fraud, mengingat pembuktiannya relatif sulit.
Penyebab
atau faktor pemicu fraud dibedakan atas 3 (tiga) hal yaitu :
1. Tekanan (Unshareable pressure/ incentive) yang merupakan motivasi
seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi
ekonomi, alasan emosional (iri atau cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi)
dan nilai (values).
2. Adanya kesempatan atau
peluang (Perceived Opportunity)
yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi tindakan
tidak jujur.
3. Rasionalisasi (Rationalization) atau sikap (Attitude), yang paling banyak
digunakan adalah hanya meminjam (borrowing)
asset yang dicuri.
Ramos
(2003), menggambarkan penyebab fraud dalam bentuk segitiga fraud (the fraud triangle), sebagai berikut
:
Selain
itu, fraud dapat dikatagorikan atas 3 (tiga) macam sbb. :
1. Penyalahgunaan wewenang atau jabatan (Occupational Frauds); kecurangan yang
dilakukan oleh individu- individu yang bekerja dalam suatu organisasi untuk
mendapatkan keuntungan pribadi.
2. Kecurangan Organisatoris (Organisational Frauds); kecurangan
yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri demi kepentingan/keuntungan
organisasi itu.
3. Skema Kepercayaan (Confidence Schemes). Dalam kategori
ini, pelaku membuat suatu skema kecurangan dengan menyalahgunakan kepercayaan
korban.
Jenis-jenis
fraud
Jenis-jenis
fraud yang sering terjadi di berbagai perusahaan pada umumnya dapat dibedakan
atas 3 (tiga) macam :
1. Pemalsuan (Falsification) data dan tuntutan
palsu (illegal act). Hal ini
terjadi manakala seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta,
laporan, penyajian atau klaim yang mengakibatkan kerugian keuangan atau
ekonomi dari para pihak yang menerima laporan atau data palsu tersebut.
2. Penggelapan kas (embezzlement cash), pencurian
persediaan/aset (Theft of inventory /
asset) dan kesalahan (false)
atau misleading catatan dan
dokumen. Penggelapan kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik
perorangan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana
pemilikan diperoleh dari suatu hubungan kepercayaan.
3. Kecurangan Komputer (Computer fraud) meliputi tindakan
ilegal yang mana pengetahuan tentang teknologi komputer adalah esensial untuk perpetration, investigation atau prosecution. Dengan menggunakan
sebuah komputer seorang fraud perpetrator
dapat mencuri lebih banyak dalam waktu lebih singkat dengan usaha yang
lebih kecil. Pelaku fraud telah
menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer fraud . Pengkategorian Computer fraud melalui penggunaan data processing model, dapat dirinci sbb :
a. Cara
yang paling sederhana dan umum untuk melaksanakan fraud adalah mengubah computer
input.
b. Computer fraud dapat dilakukan
melalui penggunaan sistem (dalam hal ini Processor)
oleh yang tidak berhak, termasuk pencurian waktu dan jasa komputer serta
penggunaan komputer untuk keperluan diluar job deskripsi pegawai.
c. Computer fraud dapat dicapai dengan
mengganggu software yang
mengolah data perusahaan atau Computer
istruction . Cara ini meliputi mengubah software, membuat copy
ilegal atau menggunakannya tanpa otorisasi.
d. Computer fraud dapat dilakukan dengan
mengubah atau merusak data files
perusahaan atau membuat copy,
menggunakan atau melakukan pencarian terhadap data tanpa otorisasi.
e. Computer fraud dapat dilaksanakan
dengan mencuri atau menggunakan secara tidak benar system output.
Fraudulent
Financial Reporting
Fraudulent financial reporting adalah perilaku
yang disengaja atau ceroboh,baik dengan tindakan atau penghapusan,yang
menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial reporting yang terjadi disuatu perusahaan
memerlukan perhatian khusus dari auditor independen.
Penyebab
fraudulent financial reporting
umumnya 3 (tiga) hal sbb :
1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi
atas catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas laporan keuangan yang
disajikan.
2. Salah penyajian (misrepresentation) atau kesalahan
informasi yang signifikan dalam laporan keuangan.
3. Salah penerapan (misapplication) dari prinsip
akuntansi yang berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure).
Fraudulent financial reporting juga dapat disebabkan adanya kolusi antara manajemen
dengan auditor independen. Salah satu upaya untuk mencegah adanya kolusi
tersbut, maka perlu dilakukan rotasi auditor independen dalam melakukan audit
suatu perusahaan.
6.Fraud Auditing
Karakteristik kecurangan Dilihat dari pelaku fraud
auditing maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis
:
a) Oleh pihak perusahaan, yaitu manajemen untuk
kepentingan perusahaan (di mana salah saji yang timbul karena kecurangan
pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting,
untuk menghindari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop
dan fraud workshop) dan pegawai untuk keuntungan individu (salah saji yang
berupa penyalahgunaan aktiva)
b) Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra
usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan
karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi pengubahan terhadap catatan
akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian kerja
manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan
lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan
seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),
misalnya berupa manipulasi, pemalsuan, atau laporan keuangan. Kesengajaan dalam
salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu
transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu
sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop.
Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva
kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud).
Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva
perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti
seminar fraud dan seminar auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh
karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya
peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran
terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah penggelapan
terhadap penerimaan kas, pencurian aktiva perusahaan, mark-up harga dan
transaksi tidak resmi.
Fraud
Auditing (Audit Kecurangan) yang merupakan salah satu bidang tugas Auditor.
Perkembangan teknologi informasi, e-commerce dsb yang berpengaruh secara
langsung atau tidak langsung dalam operasional perusahaan telah membuka celah
baru bagi munculnya praktek-praktek fraud yang berakibat fatal bagi perusahaan.
Mengantisipasi hal itu maka Auditor Internal sudah seyogianya meningkatkan
kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah timbulnya kecurangan tersebut serta
mencari solusi terbaik agar hal itu tidak terjadi.
Tugasnya
ada 2 yaitu:
1.
Auditor Internal yang
ingin memiliki landasan pengetahuan yang kuat di bidang fraud auditing baik
menyangkut pencegahan, pendeteksian ataupun dalam investigasinya
2.
Operations managers
yang ingin mengembangkan wawasan dan pengetahuannya dalam pendeteksian dan
pencegahan kecurangan.
Karakteristik kecurangan Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara garis
besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis :
1. Oleh pihak perusahaan, yaitu :
a. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah
saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting, untuk
menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan
fraud workshop).
b. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji
yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements
arising from misappropriation of assets).
2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan,
mitra usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Upaya
untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial.
Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi
komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang
terlatih dan kriminal investigator.
Kasus
: Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO).
Penelitian COSO menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan
oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC.
Diantaranya adalah :
1. Kecurangan keuangan memengaruhi perusahaan dari semua
ukuran, dengan median perusahaan memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah
$100juta.
2. Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen
Kehakiman mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata 7,3
persen.
3. Dua puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat
dalam kecurangan mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan
dengan hanya 12 persen dari perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.
Opini :
Akuntansi manajemen jauh lebih luas daripada
akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen meliputi aspek- aspek ekonomi
manajerial, rekayasa industry (industial reengineering), ilmu manajemen, dan
juga bidang-bidang lainnya. Keluasan pada akuntansi manajemen memiliki sifat
objektivitas dan keberdayaujian yang relative tidak sepenting akuntansi
keuangan, karena pada akuntansi manajemen berorientasi pada masa depan dan
tidak mempengaruhi pihak luar. Keputusan yang diambil pada akmen hanya
berdasarkan pada informasi taksiran (perkiraan atau amatan), tanpa melihat
terlebih dahulu realitas yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, keputusan
yang diambil haruslah cepat sebagai tindakan yang akan dilakukan dari hasil
amatan yang diperoleh. Dengan kata lain, tindakan yang diambil berupa tindakan
preventif. Yakni, mencoba menaksir apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang pada jangka pendek, meresponnya dengan harapan dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih besar. Ada beberapa isu yang dihadapi oleh para profesi.
Akuntansi manajemen membutuhkan kebenaran informasi untuk pengukuran kinerja
efektif. Akuntansi manajemen harus siap untuk menyediakan manajemen dengan
seluruh gambaran perusahaan. Melapor kepada pihak-pihak di dalam organisasi
untuk : Perencanaan pengarahan dan pemberian motivasi. Pengendalian evaluasi
kerja, Penekanan pada pengambilan keputusan yang memengaruhi masa depan, Penekanan
pada data yang relevan, Dibutuhkan informasi yang tepat waktu. Yang di susun
adalah laporan segmen terinci mengenai departemen, produk, pelanggan, dan
pegawai. Tidak perlu mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
tidak bersifat wajib.
Sumber :
http://jaggerjaques.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar