Nama : Metha Ardiah
NPM : 24210370
Kelas : 4EB20
Pengertian Resiko Keuangan
Risiko keuangan (financial risk)
adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada pembiayaan
external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang
sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor
seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban
kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal lainnya yang
mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada pihak
eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang
menggunakan dana sendiri yang dihasilkan secara internal.
Tujuan Manajemen Resiko Keuangan
Tujuan utama manajemen resiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas. Resiko
volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai resiko pasar. Resiko pasar
terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau
tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3. Resiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
1. Resiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3. Resiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen resiko
yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan
dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus
kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam
beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan
kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa
utang kontraktual.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai
pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai
risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata
uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata
uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic
mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko
kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu
fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran
masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam
proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang
berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing
adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko
mencakup: (1) antisipasi pergerakan kurs, (2) pengukuran risiko kurs valuta
asing yang dihadapi perusahaan, (3) perancangan strategi perlindungan yang
memadai, dan (4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal. Manajer
keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan
magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai
dengan lebih efisien dan efektif.
Potensi Risiko Transaksi
Potensi terhadap risiko valas timbul
apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus
kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko
valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap
laba yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban
terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan
kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini
sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif
terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata
uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan
memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila
kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata
uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Strategi Perlindungan Sekali potensi
risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah
merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi
risiko tersebut.
Strategi ini mencakup :
• Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter
aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi
risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi
di negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi :
1. Mempertahankan saldo kas dalam
mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi
yang berjalan.
2. Mengembalikan laba yang di atas
jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk perusahaan.
3. Mempercepat (memastikan-leading)
penerimaan dan piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal.
4. Menunda (memperlambat-lagging)
pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat pembayaran utang
dalam mata uang asing.
6. Menginvestasikan kelebihan utang
tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak
terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7. Berinvestasi dalam aktiva di luar
negeri dengan mata uang yang kuat.
• Lindung Nilai Operasional Bentuk
perlindungan risiko ini berfokus pada variabel variabel yang mempengaruhi
pendapat dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat
memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata
uang.
• Lindung Nilai Struktural Lindung
nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko
yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah
atau komponen manufaktur.
• Lindung Nilai Kontraktual,
Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk
memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola
potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Kebanyakan instrumen keuangan ini
adalah derivatif , dan bukan merupakan instrumen dasar. Instrumen keuangan
dasar, seperti perjanjian pembelian kembali (piutang), obligasi, dan modal
saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemilik. Instrumen derivatif merupakan perjanjian kontraktual yang memberikan
hak atau kewajiban khusus dan memperoleh nilainya dan instrumen keuangan atau
komoditas lainnya. Banyak di antaranya didasarkan pada peristiwa yang bersifat
kontijensi.
Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaanya
untuk meminimalkan, menghilangkan,
atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini
mencakup antara lain kontrak forward, future, swap, opsi, dan gabungan dari
ketiganya. Untuk memahami pentingnya akuntansi lindung nilai, dicontohkan
beberapa praktik akuntansi lindung nilai yang dasar. Komponen dasar laporan
keuangan (tanpa pajak)
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat
dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Tujuan utama manajemen risiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Para pelaku pasar cenderung tidak
berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan pencipta pasar memberikan
respons dengan menciptakan produk keuangan yang memungkinkan seorang pelaku
pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga kepada orang
lain-pihak lawan.
Komponen
Utama Risiko Mata Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang
dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku
bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk
lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan
instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh
sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional.
Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering
kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan
pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk
keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan
internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat
penting
Ada beberapa komponen utama dalam
risiko mata uang asing, yaitu:
- Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
- Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
- Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
- Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
- Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
- Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
- Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
- Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
- Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau lebih.
- Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
- Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara mendadak dan signifikan.
- Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
- Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
- Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
- Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada suatu perusahaan.
- National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan penyelesaian.
- Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.
- Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
- Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
- Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
- Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
- Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
- Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
- Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
- Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
- Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yangmempengaruhi nilai perusahaan.
Tugas
Dalam Mengelola Mata Uang Asing
Manajemen risiko dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola risiko
keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini
arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan
dengan beberapa alasan berikut:
- Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
- Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
- Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh konsumen.
Pendefinisian
dan Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar
negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan
para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas
operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang
dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan
dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak
sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter,
seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam
nilai ekuivalen DollarAS.
Potensi risiko translasi ini
mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang
domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam
nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak
langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung
dengan 2 cara, yaitu:
- Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
- Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi
pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga
berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan
keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian
transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian
transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko
transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan
konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti
kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan
dan sewa guna usaha jangka panjang.
Perbedaan
Risiko Akutansi dengan Risiko Ekonomi
Akuntansi manajemen memainkan peran
yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para
akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi
penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko
kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan
dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang,
manajemen risiko mencakup:
- antisipasi pergerakan kurs,
- pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
- perancangan strategi perlindungan yang memadai,
- pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Manajer keuangan harus memiliki
informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan
dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien dan
efektif.
Strategi
Perlindungan Nilai Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi
risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan
atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal ini dapat dilakukan
dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
- Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan
menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban
perusahaan yang terpapar, yang akan dapat mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan.
Contoh metode lindung nilai pada
suatu anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi
adalah:
- Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.
- Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untukekspansi modal kepada induk perusahaan.
- Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar dalam mata uang local.
- Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.
- Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
- Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
- Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat
- Lindung Nilai Operasional
Lindung nilai operasional berfokus
pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang
asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang
lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang. Lindung nilai structural
mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan
komponen manufaktur.
- Lindung Nilai Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai
dengan instrumen keuangan, baik instrument derivatif maupun instrument dasar.
Produk instrument ini mencakup kontrak forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya
dikembangkan. Untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi
Sebelum standar dibuat, standar
akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan
dikembangkan secara bertahap. Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya
dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB
menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi
untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi
panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derivative keuangan.
Provisi dasar standar ini adalah:
- Instrument-instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban. Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak utama yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.
- Keuntungan atau kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivatif, bukan termasuk aktiva atau kewajiban, namun diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai lindung nilai.
- Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat harus mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindung nilai.
- Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan.
- Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya. Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
- Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang diperkirakan terjadi itu mempengaruhi laba.
Namun, meskipun aturan penuntun yang
dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan
derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan
nilai wajar. Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika
lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko valas.
Masalah
Akuntansi dan Pengendalian Terkait Dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata
Uang Asing
Perusahaan-perusahaan secara
berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local.
Strategi-strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar
negeri bisa sangat berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan
kesempatan timbulnya peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis
internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut:
- Perdagangan internasional
- Licensing
- Franchising
- Usaha patungan
- Akuisisi perusahaan
- Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional
meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar negeri atau lebih
dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan
internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena
keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri.
Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung, tetapi
dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru
merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi kinerja.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti
bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh
prodram manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang
digunakan, dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga
mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian trasuri perusahaan
membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen
risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini
memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha
intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil yang
diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan
untukmembandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko
kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko
kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan
:
1. Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
2. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
1. Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
2. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
Tujuan
Manajemen Risiko
Tujuan utama manajemen risiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko
volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar.
Meskipun volatilitas harga atau
tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
(a) risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,
(b) diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
(c) risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya,
(d) risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu,
(e) risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
(6) risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
(a) risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,
(b) diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
(c) risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya,
(d) risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu,
(e) risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
(6) risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
Mengapa
Mengelola Resiko Keuangan?
Mengendalikan resiko keuangan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, karena investor menyukai manajer keuangan yang
mampu mengidentifikasi dan mengelola resiko pasar. Stabilitas aliran kas bisa meminimalkan
kejutan laba, sehingga ekspektasi arus kas naik. Stabilitas laba mengurangi
resiko gagal bayar & kebangkrutan. Manajemen eksposur yang aktif membuat
perusahaan bisa konsentrasi pada resiko bisnis utama. Misal, perusahaan
manufaktur dapat terlindung dari resiko suku bunga dan mata uang dengan
berkonsentrasi pada produksi & pemasaran. Pemberi pinjaman (kreditur),
karyawan dan pelanggan juga bisa memperoleh manfaat dari manajemen eksposur.
Peranan
Akuntansi
Akuntan manajemen membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
a. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat
untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang berpotensi
dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan
atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi
ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko
pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
b. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para
akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi
penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan
harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus
biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi
pergerakan pasar
c. Manajemen Risiko di Dunia dengan
Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas)
adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko
mencakup :
1)
antisipasi pergerakan kurs,
2)
pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3)
perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4)
pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Peramalan
atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering kali digunakan
dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan
perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
- Perbedaan Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy)
- Neraca Perdagangan (balance of trade)
- Neraca pembayaran (balance of payment)
- Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and debt capacity)
- Anggaran nasional (national budget)
- Kurs forward (forward exchange quotations)
- Kurs tidak resmi (unofficial rates)
- Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
- Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
- Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices)
Mendefinisikan
dan menghitung resiko translasi dan menghitung resiko transaksi.
Potensi terhadap risiko valuta asing
timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba,
dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi
risiko, yaitu translasi dan transaksi.
a. Potensi Resiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap
laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi
potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen
dalam mata uang induk perusahaan berubah.
b. Potensi Risiko Transaksi
Potensi Risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti
keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki
dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol pusat terhadap keseluruhan
potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana,
masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi
risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus.
Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan mata uang dan negara,
perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara
terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
Mengetahui
strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
- Strategi Perlindungan
-
Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi resiko yang
dihadapi perusahaan dalam menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter
aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar.
-
Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan resiko ini
berfokus pada variabel – variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam
mata uang asing.
-
Lindung Nilai Struktural
Lindung nilai ini mencakup relokasi
tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi
perusahaan.
-
Lindung Nilai Kontraktural
Lindung nilai kontraktural ini
memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola
potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
- Akuntansi Untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen
keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan,
atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada pundak pihak lain.
Produk ini mencakup antara lain Contract
Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang.
-
Contract Forward Valas
Merupakan perjanjian untuk
mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan
mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang.
-
Future Keuangan
Merupakan komitmen untuk membeli atau
menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan
dengan harga yang ditentukan.
-
Opsi Mata Uang
Memberikan hak kepada pembeli untuk
membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat)
berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa
(eksekusi) yang telah ditentukan.
-
SWAP Mata Uang
Mencakup pertukaran saat ini dan
dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah
ditentukan sebelumnya.
SWAP mata uang memungkinkan
perusahaan untuk :
-
Mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses
dengan biaya yang relatif rendah.
-
Melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha
internasional.
- Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149
pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif
atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS (dahulu IAS)
No. 39, yang baru saja direvisi, berisi panduan yang pertama kalinya memberikan
tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derifatif keuangan.
Pengungkapan yang diwajibkan oleh
FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan
itu antara lain:
-
Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
-
Deskripsi pos – pos yang dilindung nilai.
-
Identifikasi risiko pasar dari pos – pos yang dilindung nilai.
-
Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
-
Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
-
Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif
untuk meminimalkan risiko pasar.
-
Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh
derivatif yang digunakan selama periode berjalan.
Masalah akuntansi dan pengendalian,terkait dengan manajemen risiko
nilai tukar mata uang asing
Meskipun risiko terhadap nilai tukar
mata uang asing telah dilakukan mitigasi, namun demikian, beberapa perusahaan
multinasional masih saja mendapat kendala. Beberapa kendala yang dihadapi oleh
perusahaan multinasional umumnya, adalah sebagai berikut:
- kendala lingkungan,
yang dapat dilihat dari karakteristik yang berbeda dari setiap negara. Kondisi
ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi arus kas perusahaan multinasional
- kendala regulasi,
berupa perbedaan risiko setiap negara yang ada, seperti: pajak, aturan-aturan
konversi valuta serta peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak
perusahaan.
- kendala etika,
yang digambarkan sebagai suatu praktik bisnis yang bervariasi di setiap negara.
Sistem evaluasi kinerja terbukti
bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, bagian treasury
perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasury perusahaan mencakup
pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. System evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian treasury perusahaan
membantu unit usaha lainya dalam organisasi itu.
Manajemen risiko
adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di
sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan
manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima
oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan,
teknologi,
manusia,
organisasi
dan politik.
Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia
bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
Dalam
perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat
diklasifikasi menjadi
Hal ini
menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise
Risk Management).
Manajemen Risiko
dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan
evaluasi.
Sejarah
Rekaman tertua
terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada
tahun 2100 sebelum masehi.[1]
Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang
untuk membeli kargo; namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau
hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen risiko, di
mana perusahaan hanya melihat risiko non-entrepreneurial
(seperti misalnya keamanan).
Tahun 1970-an
dan 1980-an disebut sebagai zaman
kedua manajemen risiko di mana perusahaan-perusahaan asuransi
mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar menjaga barang yang diasuransikan.[1]
Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin
setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh British Standards Institution yang
meluncurkan standar kualitas BS 5750
pada tahun 1979.
Pada tahun 1993,
James Lam diangkat menjadi Chief Risk
Office, yang merupakan jabatan CRO pertama di dunia.
Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan
diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards
Australia of the World's Risk management Standard.
Pengertian Risiko
Risiko
berhubungan dengan ketidakpastian
ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang
apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak
pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).
Secara umum
risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan
dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang
dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi
hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat
hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan
membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya
adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil
apapun hal itu dianggap risiko.
Kategori risiko
Risiko dapat
dikategorikan ke dalam dua bentuk :
- risiko spekulatif, dan
- risiko murni.
Risiko spekulatif
Risiko
spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Risiko
spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business
risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi
dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
Risiko murni
Risiko murni
(pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak
terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah
kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan,
kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko
murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko
murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat
diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko
yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama
antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau
tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan
untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Tujuan Manajemen
Tujuan utama
manjemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul
dri perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas.
Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagi risiko pasar. Risiko
pasar terdapat dalam bebrapa bentuk. Meskioun focus terhadap volatilitas harga
atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan risiko lainnya. Risiko
likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas. Pasar yang sangat tidak likuid ini misalnya
seperti real estat dan saham dengan kapitalisasi kecil. Diskontinuitas pasar
mengacu kepada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahap. Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak
manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya. Risiko regulasi adalah
risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu
produk keuangan untuk tujuan tertentu. Risiko pajak merupakan risiko bahwa
transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan. Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindunh nilai
tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
Peranan
Akuntansi
Akuntansi
manajemen memainkan peranan penting dalam proses risiko manajemen. Meraka
membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasikan
keseimbangan yang terkait dengan strategi respon risiko alternative, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nalai.
Kerangka dasar
yang bermanfaat untuk mengidentifikasi bergagai jenis risiko market bepotensi
dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan
atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilaisuatu perusahaan dan
persaingnya. Istilah pemicu nilai mengacu kepada kondisi keuangan pada pos-pos
kinerja operasi keuangan utama yang memepengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko
pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga
komoditas dan ekuitas.
Peramalan atas
Peubahan Kurs
Informasi yang
sering dugunakan dalam membuat permalan kurs (yaitu depresiais mata uang)
berkaitan dengan perubahan dalam factor-faktor berikut ini:
1.
Perbedaan
inflasi.
2.
Bukti
menunjukan bahwaa laju inflasi yang lebih tinggi disuatu Negara, cenderung
akakn diimbangi dala beberapa waktu dengan pergerakan dengan nilai yang setara
tetapi berlawanan dalam nilai mata uangnya. Kebijakan moneter. Suatu
peningkatan dalam pasokan uang suatu Negara yang melebihi laju pertumbuhan riil
hasil keluaran nasional mendorong timbulnya inflasi yang mempengaruhi kurs.
3.
Neraca
perdagangan.
4.
Pemerintah
sering kali memanfaatkan devaluasi mata uang untuk menyelesaikan neraca
perdagangan yang tidak menguntungkan (yaitu apabila ekspor < impor).
5.
Neraca
pembayaran.
6.
Suatu
nergara yang menghabiskan dan berinvestasi lebih banyak diluar dari pada yang
dihasilkan atau diterimanya dalam bentuk investasi luar negeri akan mengalami
tekanan penurunan nilai mata uangnya.
7.
Cadangan
moneter dan kapasitas utang luar negeri. Suatu Negara yang mengalami defisit
neraca pembayaran terus menerus dapat mengantisipasi terjadinya devaluasi
dengan menurunkan tabungan ataumenurunkan kapasitas pinjaman luar negerinya.
8.
Anggaran
nasional.
9.
Deficit
yang disebabkan oleh pengeluaran pemerintah yang sangat besar juga memperburuk
inflasi.
10.
Kurs
forward.Suatu mata uang asing yang dapat diperoleh untuk menyerahkan dimasa
depan dengan tingkat diskonto yang signifikan nenandakan berkurangnya
kepercayaan terhadap mata uang tersebut.
11.
Kurs
tidak resmi.
12.
Peningkatan
dalam selisih antara kurs resmi atau kurs pasar gelap menunjukan tekanan yang
makin meningkat terhadap pemerintah untuk menyesuaikan kurs resminya denga kurs
pasar yang lebih relistik.
13.
Perilaku
mata uang yang terkait.
14.
Mata
uang suatu Negara umumnya bergerak dalam pola yang sama dengan mata uang
negara-negara yang memiliki ikatan ekonomi yang erat.
15.
Perbedaan
suku bunga.
16.
Perbedaan
suku bunga antara dua Negara menunjukan prediksi perubahan dalam kurs spot pada
masa mendatang.
17.
Harga
opsi ekuitas luar negeri. Karena arbitrasi mengaitkan suatu harga ekuitas luar
negeri di Negara asal dengan nilai mata uang domestic menandakan perubahan
dalam ekspektasi pasar terhadap kurs valuta asing di masa depan.
Manajeman
Potensi Risko
Menyusun struktur
permasalahan perusahaan untuk meminimlkan pengaruh buruk kurs memerlukan
informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihsdapi. Potensi
terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah niali
aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi
tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi
risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko
translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang
domesyim atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan. Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiabn terpapar
(yitu poe-poe dalam mta uang asinf yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini)
menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering kali
disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata auang asing relative terhadap
mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing
menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya perusahaan memiliki posiis
kewajiaban terpapar bersih atau poytensi risiko negative apabila kewajiban
melebihi aktiva terpapar.
Potensi risiko
transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan karugian
nilai tukae valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang
ber-denominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian
translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas.
Strategi
perlindungan
Lindung nilai
neraca. Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi
perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva
dan kewajiaban perusahaan yang terpapar. Lindung nilai operasioanal. Bentuk
perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang menpengaruhi
pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jaul
secara proporsioanal terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu
perlindungan target margin kotor. Lindung nilai kontraktual. Berbagai
instrument lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola lindung
nilai valuta asing yang dihadapi.
Kebanyakan
instrument keuangan ini adalah derivative, dan bukan merupakan instrument
dasar. Instrument keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian kembali,
obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk
aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Akuntansi untuk produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang penggunaan untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forwad, future, swap opsi, dan gabungan dari ketiganya. Tetapi tidak terbatas hanya pada keempat hal ini. Pengetehuan atas aturan pengukuran akuntansi untuk derivative merupakan sesuatu yang penting ketika merancang suatu strategi lindung nilai yang efektif bagi perusahaan. Sejumlah importir dan eksportir secara umum menggunakan forwad valuta asing apabila barang yang ditagih dalam mata uang asing itu dibeli atau dijual kepada pihak asing. Kontrak forwad mengimbangi risiko keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi di anatara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian.
Akuntansi untuk produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang penggunaan untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forwad, future, swap opsi, dan gabungan dari ketiganya. Tetapi tidak terbatas hanya pada keempat hal ini. Pengetehuan atas aturan pengukuran akuntansi untuk derivative merupakan sesuatu yang penting ketika merancang suatu strategi lindung nilai yang efektif bagi perusahaan. Sejumlah importir dan eksportir secara umum menggunakan forwad valuta asing apabila barang yang ditagih dalam mata uang asing itu dibeli atau dijual kepada pihak asing. Kontrak forwad mengimbangi risiko keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi di anatara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian.
Kontrak Forwad
Valas
Kontrak forwad
valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang
tertentu yang di pertukarkan dengan mata uang domestic, pada auatu tanggal di
masa mendatang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forwad.
Perbedaan antara kurs forwad dengan kurs spot berlaku pada tangga kontrak
forwad menimbulkan adanya premium (apabila kurs forwad > kurs spot) atau
diskon (kurs forwad < kurs spot).
Future Keuangan
Future merupakan
komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu
tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang sudah ditentukan. Atau dengan
cara lain, future juga digunakan untuk menyelesaikan tunai selain penyerahan,
dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak penyeimbang
untuk instrument keuangan yang sama. Berkebalikan dari kontrak forwad,
perjanjian future merupakan kontrak dalam bentuk standar, yang berisi provisi
standar terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan diperdagangkan pada
sebuah bursa terorganisir, dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap
hari dan harus memenuhi ketentuan margin periodic keuangan atas kontrak future
ini menimbulkan penambahan margin (margin call), sedangkan keuntungan
menimbulkan pembayaran tunai.
Opsi mata uang
Opsi mata uang
memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu
mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu
pada atau sebelum tanggal kadaluawarsa (eksekusi) yang telah ditentukan. Opsi
mata uang juga dapat digunakan untuk mengelola laba. Misalkan seorang pedagang
opsi yakni bahwa euro akan mengalami kenaikan nilai dalam jangka pendek. Ia
akan membeli suatu naked call. Seandainya nilai euro mengalami apresiasi pada
tanggal eksekusi, pembelian tadi akan mengeksekusi opsi dan akan memperoleh
selisih antara harga kini dan harga eksekusi dikurangi dengan premium call.
Untuk membatasi risiko penurunan nilai, pembeli dapat memperoleh bull call spread.
Swap Mata Uang
Swap mata uang
mencakup pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata uang yang berbeda
berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan
perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak
dapat diakses dengan biaya yang relative rendah. Swap ini juga memungkinkan
perusahaan unutk melakukan lindung niali terhadap risiko kurs yang timbul dari
kegiatan usaha internasional.
Perlakuan
Akuntansi
FASB menerbitkan
FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk
memberikan pendekatan tunggal yang konfeherensif atas akuntansi untuk transaksi
derivatif dan lindung nilai. IFRS No.39 yang baru saja direvisi, bersisi
panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi derivatif keuangan. Meskipun kedua standar ini memiliki nada yang
sama, terhadap perbedaan diantara keduanya dalam hal banyaknya detail tuntunan
implementasi.
Lindung Nilai
Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri
sebuah
perusahaan anak luar negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak
dikonosolidasikan dengan induk perusahaan, maka timbul kerugian transaksi jika
nilai mata uang asing mengalami penurunan relative terhadap mata uang induk perusahaan.
Kerugian translais juga terdiri jika anak perusahaan luar negeri memilki
memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing meningkat
relative terhadap mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk
meminimalkan kerugian relative ini adalah dengan membeli kontrak forwad.
Strategi ini berarti menggunakan keuntungan transaksi dari kontrak forwad untuk
mengimbangi krugian translasi.
Pengungkapan
Pengungkapan
Sebelum
dikeluarkannya standar seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan
perusahaan tidak memberi tahu kepada pembaca sejauhman manajemen telah
menggunakan kontrak derivative terhadap kinerja yang dilaporakan dan terhadap
karakteristik risiko suatu perusahaan merupakan hal yang sukar dilakukan.
Pengungkapan yang di wajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah
menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
a.
Tujuan
dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi linfung nilai
b.
Deskripsi
pos-pos dilindung nilai
c.
Identifikasi
risiko pasar dan pos-pos yang dilindung nilai
d.
Deskripsi
mengenai instrument lindung nilai
e.
Jumlah
yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
f. Justifikasi
awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan risiko pasar
g. Penilaian
berjalan mengenai efektifitas lindung nilai actual dari seluruh derivatif yang
digunakan selama periode berjalan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar